di susun oleh
☻
Sri Nanda Dewi :133304010330
Dosen
Pengampu
Lasma
Ria Tampubolon,S.P,M.Si
Fakultas Ekonomi
Universitas Prima Indonesia
Medan
2013
Universitas Prima Indonesia
Medan
2013
DAFTAR ISI
Bab-I
Pendahuluan
1.1latarBelakang……………………... Hal…1-4
1.2 Tujuan …………………………… Hal….5
Pendahuluan
1.1latarBelakang……………………... Hal…1-4
1.2 Tujuan …………………………… Hal….5
Bab-II
Tujuan Pustaka ……………………... Hal….6-15
Tujuan Pustaka ……………………... Hal….6-15
Bab
III
Pendahuluan
3.1 Pembahasan ……………………… Hal….16-52
3.2 Study Kasus ………………………. Hal…..53-57
Pendahuluan
3.1 Pembahasan ……………………… Hal….16-52
3.2 Study Kasus ………………………. Hal…..53-57
Bab
IV
4.1 Kesimpulan ………………………. Hal….58-60
4.2 Saran……………………………… Hal….61
4.1 Kesimpulan ………………………. Hal….58-60
4.2 Saran……………………………… Hal….61
Bab-V
Daftar Pustaka ……………………….. Hal….62
Daftar Pustaka ……………………….. Hal….62
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Inflasi dan Neraca
Pembayaran Perdagangan” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki.
Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Lasma Ria Tampubolon, S.P., M. Si,
selaku Dosen mata kuliah Ekonomi Mikro yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai “inflasi dan Neraca Pembayaran Perdagangan”. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ekonomi internasional adalah salah satu bagian dari ilmu
ekonomi yang sangat menarik untuk dipelajari dan dianalisis.Ekonomi
internasional mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan
ekonomi internasional (ekspor-impor) dimana salah satu permasalahan yang
dihadapi dalam ekonomi internasional yaitu mengenai neraca perdagangan
internasional dan neraca pembayaran internasional.Beberapa hal yang erat
hubungannya dengan efek kegiatan ekonomi dalam perekonomian terbuka dibicarakan
dalam makalah ini. Makalah ini akan menerangkan mengenai neraca perdagangan,
neraca pembayaran, penentuan kurs pertukaran diantara sesuatu mata uang dengan
mata uang negara lain, masalah-masalah yang dihadapi dalam perekonomian
terbuka, dan langkah-langkah pemerintah yang dapat dijalankan apabila
perdagangan luar negeri dan lalu lintas dana menimbulkan efek buruk atas
kegiatan ekonomi negara.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang
telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
1.
Neraca Perdagangan Internasional yang terdiri dari :
a. Pengertian Neraca Perdagangan.
b. Teori Perdagangan
Internasional, Teori Keuangan Mutlak dan Komparatif Hal-1
c.
Konsep Devisa bagi Negara dalam Perdagangan Internasional
d.
Hambatan (Kebijakan) Perdagangan Internasional
2.
Neraca Pembayaran yang terdiri dari :
a. Pengertian Neraca Pembayaran
b. Neraca Modal
c. Cadangan Valuta Asing
d. Kurs Pertukaran dan Neraca Pembayaran
e. Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran Indonesia
f. Neraca Keseluruhan
3.
Kaitan Antara Neraca Perdagangan dengan Neraca Pembayaran Internasional
4.
Kurs Valuta Asing, terdiri dari :
a. Pengertian kurs valuta asing
b. Perubahan-perubahan kurs
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs
d. Kurs pertukaran dan neraca pembayaran
5.
Kegiatan Ekonomi Terbuka, yang terdiri dari :
a. Kebijakan pemerintah dalam ekonomi terbuka
b. Kebijakan memindahkan perbelanjaan
c. Kebijakan pengurangan perbelanjaan
d. Devaluasi (penurunan nilai valuta asing)
Hal-2
Pengertian Inflasi
Inflasi adalah naiknya harga-harga komoditi yang disebabkan tidak singkronnya
antara program sistem pengadaan komoditi dengan tingkat pendapatan yang
dimiliki oleh masyarakat. Inflasi bukanlah masalah yang terlalu berarti jika
keadaan tersebut diiringi oleh tersedianya komoditi yang diperlukan secara
cukup dan ditimpali dengan naiknya tingkat pendapatan yang lebih besar. Manusia
dan Prilaku Ekonomi, penulis : Endro Sariono ; Slamet Subekti;
Burhanuddin A. Usman; M. Jaharuddin; dan M. Alwi, penerbit : exact
Ganeca</ref> Biaya produksi untuk menghasilkan komoditi semakin tinggi
yang menyebabkan harga jualnya menjadi relatif tinggi, disisi lain tingkat
pendapatan masyarakat relatif tetap. Maka, barulah inflasi ini menjaadi membahayakan jika berlangsung dalam
waktu yang relatif lama dengan porsi berbanding terbalik antara tingkat inflasi
terhadap tingkat pendapatan.
Pengertian Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah catatan tentang transaksi ekonomi
internasional suatu negara terhadap negara lainnya dalam kurun waktu tertentu.
Dalam neraca pembayaran akan terlihat kemampuan penduduk suatu negara terhadap
penduduk negara lain yang tercermin dari defisit atau surplusnya suatu perdagangan
dan keluar masuk modal. Sepintas akan sangat menguntungkan jika neraca
pembayaran suatu negara mengalami surplus dan sangat merugikan defisit, tetapi
tidak demikian kenyataan dalam politik ekonomi.
Hal-3
Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Peningkatan penduduk yang semakin tinggi
Penduduk merupakan orang yang tinggal di daerah tersebut dan orang yang secara
hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai
surat resmi untuk tinggal di daerah itu.Misalkan mempunyai bukti
kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Secara teori
pertumbuhan penduduk yang besar bila diikuti dengan tingkat produktivitas yang
tinggi akan menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi tiggi. Tingginya
pertumbuhan ekonomi akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan tingkat pendidikan
dan pada akhirnya akan mampu memperbaiki mutu dan citra hidup.
Hal-4
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui Definisi Inflasi
2.
Untuk
mengetahui apa pengertian/ definisi dari neraca perdagangan, neraca pembayaran, dan
valuta asing
3.
Dapat
mengenal kebijakan pemerintah dalam perekonomian terbuka
4.
Mengetahui
apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi-kurs
5.
Mengetahui
penurunan nilai valuta asing
6.
Mengetahui
neraca modal
7.
Dapat
mengetahui cadangan valuta asing
8.
Mengetahui
neraca keseluruhan
9.
Untuk
mengetahui hambatan-hambatan dalam perdagangan internasi
Hal-5
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
DASAR TEORI
I.INFLASI
- Pengertian Inflasi
Teori Inflasi
Teori inflasi selalu dihubungkan dengan jumlah uang yang
beredar. Beberapa teori mengenai jumlah uang beredar antara lain:
- Teori Klasik
Teori klasik berpendapat, tingkat harga terutama ditentukan
oleh jumlah uang yang beredar. Bila jumlah uang bertambah, harga-harga akan
naik. Ini berarti nilai uang menurun karena daya beli menjadi rendah.
Pertambahan jumlah uang beredar disebabkan deficit APBN atau adanya perluasan
kredit.
- Teori Keynes
Menurut Keynes yang paling menentukan kestabilan kehidupan
ekonomi nasional adalah permintaan masyarakat. Para konsumen, produsen,
pemerintah,dan luar negeri bersama-sama akan membeli lebih banyak barang yang
dihasilkan kapasitas produksi yang ada. Hal ini dapat menyebabkan
ketegangan-ketegangan di pasar. Produksi tidak dapatdinaikkan karena dibatasi
kapasitas produksi. Jumlah barang dan jasa yang diproduksi tidak dapat memenuhi
kebutuhan pasar sehingga harga-harga menjadi naik dan timbul lagi inflasi. Hal-6
Secara garis besar, teori inflasi dibagi dalam tiga kelompok
yang menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi.
- Teori Kuantitas
Menurut teori ini, inflasi disebabkan oleh jumlah uang
beredar dan psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa
datang.
- Teori Strukturalis
Teori ini memberikan tekanan pada kekuatan dari struktur
perekonomian seperti yang terjadi di Negara-negara berkembang. Ada kekuatan
utama dalam perekonomian perekonomian Negara-negara sedang berkembang yang bisa
menimbulkan inflasi. Kekuatan ini terdiri dari:
- Ketidakelastisan dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor tumbuh secara lamban dibandingkan dengan pertumbuhan sector lain.
2. Ketidakelastisan penawaran atau
produksi bahan makanan yang tumbuh tidak secepat pertambahan penduduk dan
penghasilan perkapita sehingga harga bahan makanan naik melebihi kenaikan harga
barang lain.
Hal-7
- Macam- Macam Inflasi
Berikut
ini ada beberapa macam inflasi, yaitu:
1. Penggolongan
pertama didasarkan atas parah tidaknya inflasi:
Inflasi
ringan (kurang dari 10 % setahun)·
Inflasi
sedang (antara 10 % sampai dengan 30 % setahun)·
Inflasi
berat (antara 30 % sampai dengan 100 % setahun)·
Hyper inflasi (lebih dari 100 % setahun)·
Penentuan
parah tidaknya inflasi sebenarnya tidak bisa hanya dilihat dari sudut laju
inflasi saja tanpa mempertimbangkan siapa yang menanggung beban atau yang
memperoleh keuntungan dari inflasi tersebut. Contohnya adalah di sebuah negara
terdapat kenaikan inflasi sebesar 20 %, namun kenaikan inflasi tersebut berasal
dari kenaikan harga-harga barang dan jasa yang dibeli oleh golongan menengah ke
bawah atau golongan yang berpenghasilan rendah, maka inflasi tersebut dapat
dikatakan sebagai inflasi yang parah.
Penggolongan
kedua adalah atas dasar sebab awal inflasi:
Excess
Demand Inflation·
Inflasi
tarikan permintaan atau disebut juga sebagai demand-pull inflation adalah
inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat terhadap suatu barang atau
jasa terlalu banyak. Atau dapat dikatakan bahwa permintaan total lebih cepat
daripada output yang ditawarkan. Karena jumlah barang & jasa yang diminta
lebih besar daripada barang dan jasa yang ditawarkan terjadilah kenaikan harga.
Hal-8
Cost
Push Inflation·
Cost
push inflation atau inflasi desakan biaya atau disebut juga inflasi dari sisi
penawaran (supply side inflation) adalah inflasi yang timbul karena kenaikan
ongkos produksi atau karena adanya golongan masyarakat yang mempunyai kekuatan
untuk memaksakan kenaikan upah dan bunga. Dapat dikatakan juga bahwa penyebab
terjadinya inflasi jenis ini adalah kenaikan biaya produksi yang pesat
dibandingkan dengan tingkat produktivitas dan efisiensi, sehingga perusahaan
mengurangi supply barang dan jasa. Dan tentu saja peningkatan biaya produksi
membuat perusahaan menaikan harga barang dan jasa, dan perusahaan juga menanggung
risiko atas menurunnya permintaan barang dan jasa oleh konsumen.
Bottleneck
Inflation·
Bottleneck
inflation adalah inflasi yang diakibatkan oleh berubahnya struktur permintaan
total yang lebih cepat daripada mobilitas sumber-sumber.
Penggolongan
ketiga berdasarkan asal inflasi
Inflasi
yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation)·
Timbul
misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang
baru, gagal panen, dan lain sebagainya.
Inflasi
yang berasal dari luar negeri (Imported Inflation)·
Inflasi
yang timbul karena kenaikan harga-harga di luar negeri atau di negara-negara
langganan berdagang.
Hal-9
Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi inflasi, yaitu:
1.)
Meningkatnya kegiatan ekonomi
2.)
Kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan
3.) Melemahnya
nilai tukar rupiah
4.) Tingginya
ekspektasi inflasi masyarakat
- Pengaruh Inflasi bagi Kehidupan Masyarakat
Penyebab Inflasi
Badan
Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi selama Januari hingga Desember 2011
sebesar 3,79 %. Jenis barang dan jasa yang dominan menyumbang inflasi utamanya
adalah beras yang mengkontribusi 0,54 %, emas perhiasan 0,34 %, rokok kretek
filter 0,22 %, dan tarif sewa rumah 0,21 %. Inflasi juga disumbangkan oleh
tarif angkutan udara 0,19 %, ikan segar 0,18 %, uang sekolah SLTA 0,10 %, tarif
kontrak rumah 0,09 % dan nasi dengan lauk 0,08 %.
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi di suatu Negara. Dari sudut
pandang ekonomi, pada prinsipnya inflasi terjadi karena tidak adanya keserasian
antara laju pertambahan uang dan tingkat pertumbuhan barang dan jasa. Apabila
jumlah uang beredar meningkat, sedangkan produksi barang dan jasa tetap, maka
hal ini cenderung akan mendorong terjadinya inflasi. Namun demikian, dari
uraian tentang jenis-jenis inflasi dapat diidentifikasikan faktor-faktor
penyebab terjadinya inflasi, yaitu antara lain :
Hal-10
a.
Naiknya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa
Ketika pemerintah menaikkan gaji pegawai negeri sipil(PNS), biasanya diikuti dengan kenaikan permintaan barang dan jasa. Bila kenaikan besarnya permintaan ini tidak diimbangi dengan penambahan volume barang dan jasa di pasar, maka hal ini akan berakibat pada naiknya harga barang dan jasa. Kenaikan gaji PNS ini pada dasarnya mengidikasikan adanya kenaikan jumlah uang yang beredar. Jenis inflasi ini disebut demand-pull inflation.
Ketika pemerintah menaikkan gaji pegawai negeri sipil(PNS), biasanya diikuti dengan kenaikan permintaan barang dan jasa. Bila kenaikan besarnya permintaan ini tidak diimbangi dengan penambahan volume barang dan jasa di pasar, maka hal ini akan berakibat pada naiknya harga barang dan jasa. Kenaikan gaji PNS ini pada dasarnya mengidikasikan adanya kenaikan jumlah uang yang beredar. Jenis inflasi ini disebut demand-pull inflation.
b.
Kenaikan biaya produksi
Pada waktu pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), maka harga barang-barang di pasar juga akan meningkat. Mengapa? Ka rena kenaikan harga BBM berdampak pada kenaikan biaya produksi, akibatnya perusahaan juga menaikkan harga jual barang dan jasanya. Disini terjadi cost-push inflation.
Pada waktu pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), maka harga barang-barang di pasar juga akan meningkat. Mengapa? Ka rena kenaikan harga BBM berdampak pada kenaikan biaya produksi, akibatnya perusahaan juga menaikkan harga jual barang dan jasanya. Disini terjadi cost-push inflation.
c. Defisit
anggaran belanja (APBN)
Defisit APBN yang ditutup dengan percetakan uang baru oleh Bank Indonesia, akan berakibat pada bertambahnya jumlah uang beredar, dimana hal ini akan berdampak pada kenaikan harga barang dan jasa.
Defisit APBN yang ditutup dengan percetakan uang baru oleh Bank Indonesia, akan berakibat pada bertambahnya jumlah uang beredar, dimana hal ini akan berdampak pada kenaikan harga barang dan jasa.
d.
Menurunnya nilai tukar rupiah
Menurunnya nilai tukar terhadap valuta asing, seperti US dollar, Yen, Deutche Mark, akan berdampak pada semakin mahalnya barang-barang produksi impor. Hal ini berakibat pada kenaikan biaya produksi
Menurunnya nilai tukar terhadap valuta asing, seperti US dollar, Yen, Deutche Mark, akan berdampak pada semakin mahalnya barang-barang produksi impor. Hal ini berakibat pada kenaikan biaya produksi
Hal-11
Faktor
uang dan barang atau jasa seperti diuraikan di atas memang berdampak langsung
terhadap inflasi. Bila ditelusuri, maka sumber penyebab inflasi dapat juga
berasal dari faktor-faktor sosial dan politik. Sebagai contoh, adanya berbagai
kerusuhan sosial seperti yang terjadi akhir-akhir ini, juga memberikan dorongan
terhadap laju inflasi. Berbagai kerusuhan sosial yang terjadi menyebabkan rasa
tidak aman pada penduduk, sehingga mendorong mereka untuk membeli barang-barang
dalam jumlah lebih besar dari kebutuhan.
Dampak Inflasi
Dampak-Positif
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.Orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi. Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipat gandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Hal-12
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.Orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi. Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipat gandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Hal-12
- Dampak-Negatif
Dampak negatif terjadinya inflasi dapat dibedakan menjadi dua aspek, yakni dampaknya terhadap perekonomian dan dampaknya terhadap individu dan masyarakat.
- Dampak-terhadap-perekonomian|
Sebagian ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi yang sangat lambat berlakunya dipandang sebagai stimulator bagi pertumbuhan ekonomi. Kenaikan harga tersebut tidak diikuti oleh kenaikan upah pekerja, maka keuntungan akan bertambah. Pertambahan keuntungan akan meningkatkan investasi di masa datang dan ini akan mendorong percepatan dalam pertumbuhan ekonomi. Tetapi apabila inflasi menjadi lebih serius keadaannya, perekonomian tidak akan berkembang seperti yang diinginkan. Pengalaman beberapa Negara yang pernah mengalami hiperinflasi, menunjukkan bahwa inflasi yang buruk akan menimbulkan ketidakstabilan social dan politik, dan tidak mendorong pertumbuhan ekonomi. Terlebih dulu ekonomi harus distabilkan, termasuk juga menstabilkan harga-harga, sebelum menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik. Ketiadaan pertumbuhan ekonomi sebagai akibat dari inflasi yang serius disebabkan oleh beberapa faktor penting seperti diuraikan berikut ini:
- Inflasi meningkatkan penanaman modal spekulatif. Pada masa inflasi terjadi, terdapat kecenderungan di antara pemilik modal untuk menggunakan uangnya dalam investasi yang bersifat
Hal-13
- spekulatif. Membeli rumah dan tanah dan menyimpan barang berharga akan lebih menguntungkan daripada melakukan investasi yang produktif.
- Tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi investasi. Untuk menghindari kemerosotan nilai modal yang mereka pinjamkan, institusi keuangan akan menaikkan tingkat bunga terhadap pinjaman-pinjaman mereka. Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin tinggi pula tingkat bunga yang akan mereka tentukan. Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi keinginan penanam modal untuk mengembangkan sektor-sektor yang produktif.
- Inflasi menimbulkan ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi di masa depan. Laju inflasi akan bertambah cepat apabila tidak segera dikendalikan. Pada akhirnya inflasi akan menimbulkan ketidakpastian keadaan perekonomian dan arah perkembangan ekonomi tidak lagi dapat diprediksi dengan baik. Keadaan ini akan mengurangi minat pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
- Menimbulkan
masalah neraca pembayaran.
Inflasi mengakibatkan harga barang impor lebih murah dari harga barang yang dihasilkan didalam negeri. Sehingga menyebabkan impor berkembang pesat dan perkembangan ekspor melambat. Di samping itu, aliran modal keluar akan lebih besar daripada modal yang masuk ke dalam negeri. Berbagai kecenderungan ini akan memperburuk keadaan neraca pembayaran. Sebagai akibat terburuk, defisit neraca pembayaran dapat pula terjadi.
Hal-14
- Dampak
terhadap individu dan masyarakat
Memperburuk distribusi pendapatan
Dalam masa inflasi, nilai harta tetap seperti tanah, rumah, pertokoan, dan bangunan pabrik akan mengalami kenaikan harga yang adakalanya lebih cepat dari kenaikan inflasi itu sendiri. Sebaliknya, penduduk yang tidak mempunyai harta yang meliputi sebagian besar dari golongan masyarakat berpendapatan rendah, pendapatan riilnya merosot sebagai akibat dari inflasi. Dengan demikian inflasi melebarkan ketimpangan distribusi pendapatan.
- Pendapatan riil merosot
Sebagian tenaga kerja di setiap Negara terdiri dari
pekerja-pekerja bergaji tetap. Dalam masa inflasi biasanya kenaikan harga-harga
selalu mendahului kenaikan pendapatan. Dengan demikian cenderung menimbulkan
kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja. Ini berarti juga
tingkat kemakmuran masyarakat berkurang.
- Nilai riil tabungan merosot
Dalam perekonomian biasanya masyarakat menyimpan sebagian
pendapatannya dalam bentuk deposito dan tabungan. Nilai riil tabungan tersebut
akan mengalami penurunan sebagai akibat dari. inflasi. Juga pemegang uang tunai
akan dirugikan karena nilai riilnya merosot
Hal-15
2.1 Inflasi
dan neraca Pembayaran Perdagangan
NERACA PEMBAYARAN
- A. PENDAHULUAN
Kebijaksanaan neraca pembayaran
merupakan bagian inte- gral dari kebijaksanaan pembangunan dan mempunyai
peranan penting dalam pemantapan stabilitas di bidang ekonomi yang diarahkan
guna mendorong pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan perluasan
kesempatan kerja. di samping itu juga diusahakan tercapainya perubahan
fundamental dalam struktur produksi dan perdagangan luar negeri sehingga dapat
meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia terhadap tantangan-tantangan di dalam
negeri dan keguncangan-keguncangan ekonomi dunia, seperti yang digariskan dalam
garis-garis besar haluan negara.
Pengertian Neraca
Pembayaran
Neraca pembayaran adalah catatan
dari semua transaksi ekonomi internasional yang meliputi perdagangan, keuangan
dan moneter antara penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri selama periode
waktu tertentu, biasanya satu tahun atau dikatakan sebagai laporan arus
pembayaran (keluar dan masuk) untuk suatu negara. neraca pembayaran secara
esensial merupakan sistem akuntansi yang mengukur kinerja suatu negara.
Pencatatan transaksi dilakukan dengan pembukuan berpasangan (double-entry
bookkeeping system), yaitu; tiap transaksi dicatat satu sebagai kredit dan satu
lagi sebagai debit.
Hal-16
Contoh : Suatu
perusahaan RI meminjam poundsterling Inggris. Jelas, pinjaman ini merupakan
peningkatan hutang penduduk/perusahaan RI pada pihak luar negeri (Inggris).
Pinjaman ini merupakan suatu credit entry pada neraca pembayaran. debit entry
yang sama akan diklasifikasikan sebagai suatu peningkatan dalam kepemilikan
aset financial luar negeri, yaitu rekening bank debitor RI (yang didenominasi)
dalam sterling merupakan suatu aset. memiliki aset dalam valuta asing sama
seperti memberikan pinjaman jangka pendek kepada negara lain.
Ukuran-ukuran Neraca
Pembayaran
Neraca pembayaran dapat disusun
dengan mengkombinasi pos-pos neraca pembayaran berikut :
1. Basic balance focus ;
pada transaksi-transaksi yang dianggap penting bagi kesehatan ekonomis
valuta. Basic balance menyeimbangkan neraca berjalan dan arus modal jangka
panjang, namun tidak mengikutsertakan arus modal jangka pendek, seperti
deposito deposito bank yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor temporer;
kebijakan moneter jangka pendek, perubahan-perubahan dalam suku bunga dan
antisipasi-antisipasi fluktuasi valuta. basic balance menekankan trend jangka
waktu yang lebih panjang pada neraca pembayaran.
2.Net liquidity balance
(neraca likuiditas neto) atau neraca keseluruhan meliputi : basic
balance ditambah arus modal jangka pendek tidak likuid pihak swasta dan error
and omission. Neraca Keseluruhan mengukur perubahan pinjaman pihak swasta
domestik atau pinjaman pihak swasta domestik ke luar negeri yang dibutuhkan
Hal-17
untuk mempertahankan pembayaran
dalam posisi equilibrium tanpa menyesuaikan cadangan devisa. arus modal swasta
jangka pendek tidak likuid dan error and omission tercatat dalam neraca,
sementara aset dan hutang likuid tidak dicatat (dikeluarkan).
3. Neraca transaksi
cadangan devisa : menunjukkan penyesuaian cadangan
devisa yang akan dibuat untuk mencapai equilibrium neraca. karena neraca
pembayaran harus diseimbangkan, tiap perbedaan yang tidak dapat ditelusuri atas
transaksi-transaksi tertentu dicatat dalam statistical discrepancy (selisih
yang belum dapat diperhitungkan).
Transaksi barang dan
jasa :
• Persamaan penghasilan nasional
:
Y = C + I + G + ( X – M )
Keterangan :
Y = Penghasilan Nasional
C = Pengeluaran Konsumsi
I = Pengeluaran Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor
( X – M ) merupakan neraca
pembayaran (netto). Apabila (X – M)
Hal-18
positip berarti ( C + I + G )
< Y, implikasinya bahwa suatu negara
menghasilkan lebih banyak dari
yang digunakan sehingga kelebihan
dijual di luar negeri, ( X – M )
bernilai negatip berarti negara itu pengeluarannya lebih besar dari pada yang
dihasilkan
Transaksi Modal terdiri:
a.Transaksi modal jangka
pendek:
- Kredit untuk perdagangan dari
negara lain (kredit)
-Kredit perdagangan kepada
penduduk negara lain (debet)
-Deposit bank di LN (debet)
-Deposit bank dalam negeri milik
penduduk negara lain (kredit)
-Pembelian surat berharga LN jk.
pendek (debet)
-Penjualan surat berharga jk.
pendek kpd penduduk LN (kredit)
b.Transaksi modal jangka
panjang:
-Investasi langsung di luar
negeri (transaksi debet )
-Investasi asing di dalam negeri
(transaksi kredit ).
-Pembelian surat berharga jk.
panjang penduduk LN (debet)
-Pembelian surat berharga jk.
panjang DN oleh penduduk LN (kredit)
Hal-19
Transaksi Satu Arah ( Unilateral
Transfer )
Transaksi satu arah adalah
transaksi yang tidak menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran. Exp:
hadiah(gift) , bantuan (aid)
-Negara memberi bantuan atau
hadiah ke negara lain (debet)
-sebaliknya
Selisih Perhitungan (Errors
and Omissions)
Rekening ini merupakan rekening
penyeimbang apabila transaksi – transaksi
kredit tidak persis sama dengan
nilai transaksi – transaksi debet.
Lalu Lintas Moneter
Transaksi ini sering disebut “ accommodating”
, sebab transaksi yang timbul
akibat dari adanya transaksi
lain.
Transaksi lain ini sering
disebut dengan “ autonomous “ sebab transaksi ini timbul
dengan sendirinya, tanpa
dipengaruhi transaksi lain.
Masalah Dalam Analisis
Neraca Pembayaran
Tujuan analisi neraca pembayaran
sangat berbeda –
Hal-20
beda dan perbedaan ini
menentukan pola analisanya.
Beberapa masalah atau
kekeliruan yang sering timbul
dalam analisa neraca
pembayaran antara lain : Seringkali saling mengabaikan hubungan antara
transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga ketidakseimbangan
dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat
hubungannya dengan yang lain
- Surplus Transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya deficit dianggap jelek.
- Keputusan untuk memberi bantuan (Aid) seharusnya lebih didasarkan pada kekuatan ekonomi negara secara keseluruhan.
Komponen Neraca
Pembayaran : neraca pembayaran dapat dipecah ke dalam beberapa
kategori yaitu; transaksi berjalan (current account), neraca modal (capital
account), dan cadangan devisa negara (official reserves
account) .
1. Transaksi berjalan (current
account). : Merupakan bagian dari neraca pembayaran
yang berisi arus pembayaran jangka pendek (mencatat transaksi ekspor-impor
barang dan jasa), yang meliputi :
a. ekspor dan impor
barang-barang dan jasa ekspor barang-barang dan jasa yang diperlakukan sebagai
kredit impor barang-barang dan jasa diperlakukan kembali sebagai debit
b. net investment income
tingkat bunga dan dividen diperlakukan sebagai jasa karena merepresentasikan
pembayaran untuk penggunaan modal. Hal-21
c. net transfer (transfer
unilateral)
meliputi bantuan luar negeri,
pemberian-pemberian dan pembayaran lain antar pemerintah dan antar pihak
swasta. net transfer bukan merupakan perdagangan barang dan jasa. Atau dengan
kata lain transaknsi berjalan merangkum aliran dana antara satu negara tertentu
dengan seluruh negara lain sebagai akibat dari pembelian barang-barang atau
jasa, provisi income atas aset finansial, atau transfer unilateral
(misalnya bantuan bantuan antar pemerintah dan antar pihak swasta). Transaksi
berjalan merupakan ukuran posisi perdagangan intenasional yang luas. Defisit
transaksi berjalan menjelaskan arus dana yang keluar suatu negara lebih besar
dari dana-dana yang diterimanya.
Komponen transaksi berjalan
meliputi neraca perdagangan dan neraca barang dan jasa. Transaksi berjalan
umumnya digunakan untuk menilai neraca perdagangan. neraca perdagangan secara
sederhana merupakan selisih/perbedaan antara ekspor dan impor. Jika impor lebih
tinggi dari ekspor, maka yang terjadi adalah defisit neraca perdagangan.
Sebaliknya, jika ekspor lebih
tinggi dari impor, yang terjadi adalah surplus. Sedangkan Neraca Jasa adalah
neraca perdagangan ditambah jumlah pembayaran bunga kepada para investor luar
negeri dan penerimaan dividen dari investasi di luar negeri, serta penerimaan
dan pengeluaran yang berhubungan dengan pariwisata dan transaksitransaksi
ekonomi lainnya.
2. Neraca Modal (Capital
Account) : Merupakan bagian dari neraca pembayaran
yang mencerminkan perubahan-perubahan dalam kepemilikan aset jangka pendek dan
jangka panjang (seperti saham, obligasi dan real estate)
suatu negara, Yang meliputi : Hal-22
a. Arus modal keluar tercatat
sebagai debit karena suatu negara membeli asset berharga dari pihak asing (luar
negeri).
b. Transaksi-transaksi neraca
modal diklasifikasi sebagai investasi portfolio, langsung atau jangka pendek.
Untuk dapat membeli aset luar
negeri diperlukan valuta asing, dengan demikian arus modal neto menggambarkan demand
terhadap valuta asing. Nilai valuta asing ditentukan oleh demand valas
untuk membeli barang-barang dan jasa dan demand terhadap valas untuk
membeli aset. Neraca Modal adalah ukuran investasi jangka pendek dan jangka
panjang suatu negara, termasuk investasi langsung luar negeri dan investasi
dalam sekuritas.
3. Cadangan Devisa
Negara (Official Reserves Account) : Mengukur
perubahan-perubahan dalam cadangan internasional yang dimiliki oleh otoritas
keuangan suatu negara. Hal ini mencerminkan surplus atau defisit
transaksi-transaksi ekonomi neraca berjalan dan meraca modal suatu negara yang
dihasilkan dengan cara mencari nilai selisih (netting) dari cadangan
aset dan cadangan hutang. Cadangan devisa terdiri dari :
a) Cadangan internasional yang
terdiri dari emas dan aset luar negeri yang dapat diperdagangkan.
b) Peningkatan dalam tiap aset
tercatat sebagai debit
c) Penurunan cadangan aset
tercatat sebagai kredit
Hal-23
Pendapatan perkapita
adalah :
besarnya pendapatan rata-rata
penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian
pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut.
Pendapatan perkapita juga merefleksikan PBD perkapita . Pendapatan perkapita
sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah
negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
Dan Pendapatan per kapita
Indonesia pada 2008 mengalami peningkatan dibanding 2007 lalu. Badan Pusat
Statistik mencatat sebesar Rp 21,7 juta atau setara dengan US$ 2.271,2 per
orang per tahun. “Ini meningkat cukup besar 23,6 persen jika dibandingkan tahun
2007 sebesar Rp 17,5 juta atau setara US$ 1.942,1. Angka ini merupakan PDB
total dibagi jumlah penduduk dibagi rata-rata kurs tahun 2008,”
Neraca Perdagangan, Neraca
Pembayaran, Kurs Valuta Asing dan Kegiatan Perekonomian Terbuka
2.1. Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan (ekspor-impor, terkadang dilambangkan NX)
adalah perbedaan antara nilai moneter dari ekspor dan impor barang dalam
perekonomian dari waktu ke waktu
Setiap Transaksi keuangan harus dicatat, begitupula dengan
transaksi keuangan dalam perdagangan internasional.Kegiatan utama perdagangan
internasional mencakup ekspor dan impor.Antara ekspor dan impor, dapat dibuat
suatu nerca yang menggambarkan tingkat
Hal-24
ekspor dan impor suatu Negara. Melalui neraca tersebut dapat
dilihat apakah suatu negara mendapatkan laba (dalam bentuk cadangan devisa)
atau tidak.
Suatu
negara dikatan mendapatkan laba dari perdagangan internasional jika nilai
ekspornya lebih besar daripada nilai impor (keadaan ini biasanya disebut dengan
istilah neraca perdagangan aktif)
Jadi,
Pengertian neraca perdaganga internasional (balance of trade) adalah Neraca
yang menggambarkan nilai dari transaksi ekspor dan impor barang suatu negara
dalam perdagangan internasional.
Nilai
nominal dalam neraca perdagangan internasiona biasanya dinyatakan dalam satuan
dollar AS. Sama seperti APBN, pencatatan
neraca perdagangan internasional dilakukan dalam kurun waktu tertentu (biasanya
satu tahun).
Neraca
perdagangan internasional di negara indonesia dibedakan menjadi dua kategori,
yaitu ekspor/ impor migas dan ekspor/ impor nonmigas.
Cara
penggolongan akun neraca perdagangan internasional yaitu:
-
Ekspor
dicatat disebelah kredit.
-
Impor
dicatat disebelah debit.
2.1.2. Teori Perdagangan Internasional, Teori Keuangan
Mutlak dan Komparatif
Keyakinan bahwa perdagangan internasional memberikan
sumbangan yang positif terhadap kegiatan ekonomi negara telah melandasi
munculnya berbagai teori dari ahli-ahli ekonomi tentang perdagangan
internasional.
Terdapat
banyak teori tentang perdagangan internasional, beberapa diantaranya :
1.
Teori
keunggulan mutlak (absolut) Hal-25
Dikemukakan oleh Adam smith.
Keuntungan mutlak adalah keuntungan yang diperoleh suatu negara, karena negara
tersebut mampu memproduksi barang dengan biaya lebih murah dibandingkan dengan
negara lain. Menurut teori ini, bila harga dari jenis barang yang sama tidak
berbeda anatar negara maka tidak alasan untuk melakukan perdagangan
internasional.
Contoh :
Negara
|
Produksi
|
Perbandingan
dasar tukar dalam (DTDN)
|
||
Kain
|
TV
|
Kain/
TV
|
TV/
Kain
|
|
Indonesia
|
90
|
60
|
90/60=
1,5
|
60/90=
0,67
|
Belanda
|
50
|
100
|
50/100=0,5
|
100/50=2
|
Dari
tabel diatas, Indonesia punya keunggulan mutlak dalam produksi kain, sedangkan
keunggulan mutlak belanda dalam produksi tv.
2. Teori
keunggulan komparatif.
Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage)merupakan teori yang dikemukakan
oleh David Ricardo pada tahun 1817.Teori keunggulan komparatif melihat
keuntungan atau kerugian dari perdagangan internasional dalam perbandingan
relatif.Hingga saat ini, teori keunggulan komparatif merupakan dasar utama yang
menjadi alasan negara melakukan perdagangan internasional.
Dapid
Ricardo berpendapat bahwa meskipun suatu negara mengalami kerugian mutlak
(dalam artian tidak mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi kedua jenis
barang bila dibandingkan dengan negara lain), namun perdagangan internasional
yang saling
Hal-26
menguntungkan
kedua belah pihak masih dapat dilakukan, asal negara tersebut melakukan
spesialisasi produksi terhadap barang yang dimiliki biaya relatif terkecil dari
negara lain.
Dalam
menggunakan teori keunggulan komparatif, kita akan berpijak pada asumsi berikut
:
-
Perdagangan melibatkan dua negara
-
Ada dua barang berbeda yang
diperdagangkan
-
Berlaku teori nilai tenaga kerja,
yaitu nilai atau harga suatu barang dapat dihitung dari jumlah waktu (jamkerja)
tenaga kerja yang dipakai dalam memproduksi barang tersebut.
Contoh
:
Negara
|
Jumlah
jam kerja persatuan unit
|
Perbandingan
efisiensi tenaga kerja
|
||
Kemeja
|
sepatu
|
kemeja
|
sepatu
|
|
Indonesia
|
1
|
2
|
1/4
|
2/3
|
Malaysia
|
4
|
3
|
4
|
3/2
|
Dari
tabel diatas, indonesia mempunyai keunggulan komparatif dalam produksi kemeja,
sedangkan malaysia masih punya kesempatan memperoleh keuntungan dari
perdagangan internasional jika berspesialisasi dalam produksi sepatu.
Dasar
pemikiran Ricardo mengenai penyebab terjadinya perdagangan antar negara pada
prinsipnya sama dengan dasar pemikiran dari adam smith, namun berbeda pada cara
pengukuran keunggulan suatu negara, yakni dilihat komparatif biayanya, bukan
perbedaan absolutnya. Jadi, beda dari kedua teori diatas terletak pada biaya mutlak dan biaya relatif untuk
memproduksi barang/ jasa.
Hal-27
2.1.3. Konsep devisa bagi negara
dalam perdagangan internasional
Perdagangan internasional yang kegiatan umumnya yaitu ekspor-impor
dilakukan dengan menggunakan mata uang asing (biasanyan dalam bentuk US$ dan
Euro). Ekspor menghasilkan pemasukan devisa dalam bentuk valuta asing yang
selanjutnya dapat digunakan untuk membiayai impor, sedangkan impor mengeluarkan
devisa.
Devisa
sangat penting bagi suatu negara untuk kegiatan impor barang/jasa, selanjutnya
barang/jasa yang diimpor tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan.
Karena itu, sektor ekspor harus selalul ditingkatkan. Persediaan devisa negara
akan terkuras untuk membiayai impor bila tanpa diimbangi dengan adanya ekspor.
Devisa
(foreign exchange) adalah alat pembayaran yang diakui secara internasional.
Devisa dapat berupa :
1. Valas (mata uang asing)
2. Emas (dalam bentuk batangan dengan
kadar 24 karat)
3. Bill of exchange atau wesel, yaitu
surat perintah dari nasabah kepada banknya untuk meakukan pembayaran sejumlah
uang tertentu.
4. Traveller Cheque, yaitu cek khusus
untuk digunakan dalam perjalanan biasanya untuk turis dan dapat dicairkan pada
bank-bank yang ditunjuk di negara yang dituju.
Suatu negara dapat memperoleh devisa
dari kegiatan perdagangan internasional, yaitu dengan cara mengekspor
barang/jasa ke luar negeri, bea masuk barang-barang impor, dan transfer
penghasilan.
Fungsi devisa bagi suatu negara
yaitu :
Devisa dapat digunakan untuk
membiayai pembangunan, membiayai impor, dan menyeimbangkan neraca pembayaran
agar tidak mengalami defisit sehingga perekonomian di dalam negeri stabil. Hal-28
Total valuta asing yang dimiliki
oleh pemerintah dan swasta dari suatu negara disebut sebagai cadangan devisa.
Cadangan devisa dapat diketahui dari posisi balance of payment (BOP) atau
neraca pembayaran internasionalnya.
Cadangan devisa suatu negara
biasanya dikelompokan atas cadangan devisa resmi dan cadangan devisa nasional.
a. Cadangan devisa resmi, yaitu
cadangan devisa yang dimiliki oleh negara (pemerintah). Cadangan devisa ini
dikelola, dikuasai, diurus, dan ditatausahakan oleh Bank sentral.
b. Cadangan devisa nasional, yaitu
seluruh devisa yang dimiliki oleh perorangan, badan atau lembaga, terutama
perbankan yang secara moneter merupakan kekayaan nasional (termasuk bank umum
nasional)
2.1.4. Hambatan (Kebijakan)
Perdagangan Internasional
Setiap negara mempunyai kebijakan-kebijakan tersendiri untuk
melindungi perekonomian dalam negeri mereka dari dampak negatif persaingan yang
ditimbulkan dalam perdagangan internasional.Perdagangan internasional
memungkinkan masuknya barang-barang dan jasa dari luar negeri ke dalam negeri.
Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat suatu kebijakan perdagangan
internasional
Jika
barang dan jasa dari luar negara lebih banyak dan lebih diminati oleh
masyarakat dibandingkan produk dalam negeri, maka hal itu akan berdampak buruk
bagi perekonomian dalam negeri.
Kebijakan
tersebut memang disatu sisi dapat menguntungkan suatu negara, tapi sekaligus
juga dapat merugikan negara lain. Karena itu juga sebagai hambatan dalam
perdagangan internasional.Dalam perdagangan bebas, hambatan-hambatan tersebut
tidak ada. Hal-29
Macam-macam
kebijakan Perdagangan Internasional yang bisa dilakukan pemerintah :
1. Tarif/
Bea masuk
Pemerintah menetapkan kebijakan bahwa setiap barang yang
diimpor harus membayar pajak, yang dikenal sebagai tarif atau bea masuk.
Tujuan
penetapan tarif atau bea masuk ini adalah sebagai berikut :
a.
Menghambat impor barang-barang/jasa
luar negeri
b.
Melindungi barang/ jasa produksi
dalam negeri.
Pajak atau bea masuk akan menambah harga jual suatu barang/
jasa impor, sehingga diharapkan harga barang produksi dalam negeri akan lebih
murah dari harga barang produksi luar negeri yang diimpor tersebut. Hal ini
dapat melindungi barang/ jasa dalam negeri karena lebih murah dan lebih bisa
bersaing untuk memperebutkan pelanggan.
c. Menambah
pendapatan pemerintah dari pajak
2. Kuota
Pengertian kuota adalah suatu kebijakan untuk membatasi
jumlah maksimum yang dapat diimpor
3.
Larangan Ekspor
4.
Larangan Impor
5.
Subsidi
Agar produksi didalam negeri dapat ditingkatkan maka pemerintah
memberikan subsidi kepada produsen dalam negeri. Subsidi yang diberikan dapat
berupa mesin-mesin, peralatan, tenaga ahli, keringanan pajak, fasilitas kredit,
dll
6.
Politik dumping
Dumping
adalah salah suatu kebijakan perdagangan
Hal-30
internasional dengan cara menjual suatu
komoditi di luar negeri
dengan
harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga yang di jual di dalam negeri.
Namun, pelaksanaan politik dumping dalam praktek perdagangan internasional
dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji (unfair trade) karena dapat
merugikan negera lain.
7.
Diskriminasi harga
8.
Premi.
Premi adalah “bonus”yang berbentuk sejumlah uang yang
disediakan pemerintah untuk para produsen yang berprestasi atau mencapai target
produksi yang ditetapkan pemerintah.
2.2. Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang
menunjukan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan suatu
negara dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu. Suatu neraca pembayaran
dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu neraca berjalan dan neraca modal.
2.2.1
Neraca Berjalan
Neraca
Berjalan mencatat :
a. Ekspor dan Impor barang tampak
b. Ekspor dan Impor jasa (barang tak
tampak)
c. Pembayaran pindahan netto ke luar negeri
2.2.1a.
Nilai Ekspor dan Impor Barang Tampak
Transaksi ini meliputi hasil-hasil
sektor pertanian, barang-barang produksi industri, dan barang-barang yang
diproduksikan oleh sektor pertambangan dan berbagai jenis ekspor dan impor
barang tak
Hal-31
tampak
lainnya.Neraca yaitu perbedaan diantara ekspor dan impor dari perdagangan
tampak- yaitu perdagangan dalam barang-barang tampak, dinamakan neraca
perdagangan.Apabila nilai neraca itu positif, berarti ekspor barang-barang
tampak adalah melebihi impornya, Sebaliknya apabila negatif maka impor melebihi
ekspor.
2.2.1b
Nilai Ekspor dan Impor Barang-barang Tak Tampak
Transaksi ini meliputi pembayaran biaya pengangkutan dan
asuransi dari barang-barang tampak yang diekspor atau diimpor, perbelanjaan para
pelancong, dan pendapatan investasi (yang meliputi keuntungan, bunga keatas
modal yang diinvestasikan, dan deviden).Neraca perdagangan tak tampak yaitu
nilai bersih ekspor dan impor jasa-jasa dinamakan neraca jasa. Nilai neraca
jasa sesuatu negara, yang positif berarti negara tersebut lebih banyak menjual
jasa-jasanya ke luar negeri dari membelinya dari negara-negara lain. Apabila
nilai negatif berarti bahwa negara tersebut lebih banyak membeli jasa
pihak-pihak luar dari menjual jasanya ke
luar negeri.
2.2.1c.
Pembayaran Pindahan
Ini meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak
pemerintah maupun pihak swasta.Transaksi ini meliputi pembayaran dimana
penerimanya tidak perlu “membayar”dalam bentuk uang/ jasa.Contoh-contoh dari
pembayaran pindahan adalah bantuan uang suatu negara Arab ke Afganistan, atau
bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke penderita kelaparan di Afrika.
Mengirim uang untuk membiayai perjalanan anak-anak bersekolah di luar negeri
2.2.2.
Neraca Modal
Neraca
modal meliputi dua golongan yaitu aliran modal jangka panjang dan aliran modal
keuangan swasta Hal-32
2.2.2a
Aliran Modal jangka Panjang
Aliran Modal jangka Panjang meliputi aliran modal resmi dan
investasi langsung oleh pihak swasta ke negara-negara lain. Aliran modal resmi
adalah pinjaman dan pembayaran diantara badan-badan pemerintah disuatu negara
dengan negara-negara lain. Sedangkan investasi langsung swasta adalah penanaman
modal langsung, yaitu investasi berupa mendirikan perusahaan-perusahaan
terutama perindustrian.Modal yang dibelanjakan diperoleh dari negara asal
perusahaan tersebut.Perbedaan diantara modal jangka panjang yang diterima dari
luar negeri dengan modal jangka panjang yang dibayar ke luar negeri dinamakan
neraca modal jangka panjang.Apabila nilai positif, keadaan ini berarti lebih
banyak modal jangka panjang yang diterima dari luar negeri dari yang dibayarkan
ke luar negeri.Aliran seperti itu membantu memperkukuh neraca
pembayaran.Disamping itu aliran modal jangka panjang dapat meningkatkan perbelanjaan
pembangunan pemerintah dan investasi sektor swasta.
2.2.2b.
Modal Swasta dan Kesilapan Ketinggalan
Dua akun penting lain dalam neraca
pembayaran meliputi akun “modal swasta”dan “kesilapan dan ketinggalan”. Yang
dimaksud modal swasta adalah aliran-aliran modal dalam bentuk tabungan atau
investasi keuangan yang dapat dengan cepat ditukarkan kembali kepada valuta
yang asal atau valuta lainnya.Aliran keuangan ini selalu dinamakan juga sebagai
“hot money”. Dinamakan demikian karena dana tersebut dapat mengalir dari suatu
negara ke negara lain dengan mudah dan dalam waktu yang cepat. Uang tersebut
biasanya meliputi uang yang diinvestasikan di pasaran uang dan pasaran modal
untuk memperoleh keuntungan dari investasi tersebut.Pembelian saham-saham domestik
oleh suatu perusahaan “mutual fund” di New York merupakan salah satu contoh
dari aliran masuk modal swasta. Hal-33
Akun kesilapan dan ketinggalan
merupakan akun yang menaksir besarnya aliran uang yang tidak dicatat.Dalam
setiap neraca pembayaran perlu ada akun kesilapan dan ketinggalan untuk
memastikan agar perhitungan aliran ke luar dan aliran masuk adalah
seimbang.Misalnya anda membawa uang Rp. 100 ribu, ketika anda hitung sisa uang
setelah dibelanjakan, sisanya adalah Rp. 40 ribu.Akan tetapi dalam ingatan anda
yang dibelanjakan hanyalah Rp. 50 ribu. Berarti anda tidak mengetahui bagaimana
uang sebanyak Rp. 10 ribu lagi
digunakan. Dalam neraca pembayaran kesalahan yang seperti ini dicatat dalam
akun “kesilapan dan ketinggalan”
2.3. Cadangan Valuta Asing
Aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke dalam suatu
negara pada suatu waktu tertentu biasanya berbeda dengan aliran ke luar untuk
pembayaran dan investasi ke luar negeri.Perbedaan di antara keduanya dinamakan “neraca keseluruhan”. Apabila neraca
keseluruhan bernilai positif, artinya adalah: aliran pembayaran dan investasi
ke sesuatu negara melebihi aliran yang sama ke negara-negara lain. Dengan
demikian, sebaliknya, nilai negatif menggambarkan bahwa aliran ke luar melebihi
aliran yang masuk.
Dalam keadaan di mana suatu negara lebih banyak membuat
pembayaran ke luar negeri kalau dibandingkan dengan penerimaannya, maka bank
sentral harus mengurangi cadangan valuta asingnya untuk melakukan pembayaran
tersebut. Sebaliknya, apabila yang diterima dari negara-negara lain adalah
lebih banyak dari yang harus dibayar, maka cadangan valuta asing akan
bertambah. Dalam informasi mengenai “perubahan dalam cadangan bank sentral”,
yang ditunjukkan adalah (i) jumlah perubahan cadangan tersebut dalam satu tahun
tertentu, dan (ii) banyaknya jumlah perubahan dari tiap-tiap jenis harta bank
sentral. Hal-34
2.3.1
Neraca Pembayaran Selalu Seimbang
Neraca pembayaran akan selalu seimbang, yaitu aliran uang
dan modal ke luar negeri adalah sama dengan aliran uang dan modal yang masuk ke
negara tersebut. Ini tidak berarti bahwa neraca berjalan selalu dalam keadaan
seimbang, dan begitu pula neraca modal selalu dalam keadaan seimbang.Yang
menyebabkan neraca pembayaran yang selalu seimbang adalah: ketidakseimbangan
dalam neraca berjalan dan neraca modal akan diseimbangkan oleh perubahan
cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral.
Contoh
:
i.
Neraca berjalan + 40
ii.
Nercaca modal jangka panjang + 20
iii. Modal keuangan swasta - 30
NERACA
KESELURUHAN + 30
iv.
Perubahan cadangan mata
uang asing bank sentral - 30
Contoh
di atas menggambarkan bahwa dalam neraca berjalan terdapat surplus sebanyak Rp
40 triliun dan aliran modal jangka panjang memperoleh surplus sebanyak Rp. 20
triliun.Dalam aliran modal keuangan swasta terdapat defisit sebanyak Rp. 30
triliun, dan ini menyebabkan neraca keseluruhan hanya memperoleh surplus
sebanyak Rp. 30 triliun. Surplus dalam neraca keseluruhan berarti: negara itu
menerima Rp. 30 triliun dari negara-negara lain. Ini menyebabkan cadangan
valuta asing bank sentral bertambah dengan jumlah yang sama. Akibat dari
pertambahan cadangan ini maka neraca pembayaran telah menjadi seimbang, yaitu
aliran uang dan modal yang masuk dan keluar adalah telah sama banyaknya. (
Catatan: dalam neraca pembayaran tanda negatif (-) dalam perubahan cadangan valuta
asing menggambarkan pertambahan cadangan, dan tanda positif (+) berarti
pengurangan cadangan valuta asing bank sentral). Hal-35
2.4. Neraca
Perdagangan dan Pembayaran Indonesia
Setiap negara, walaupun menggunakan prinsip yang sama seperti
yang telah diterangkan dalam bagian sebelum ini dalam menyusun data neraca
pembayaran, membuat klasifikasi yang agak berbeda dalam mengemukakannya. Di
indonesia neraca pembayaran disusun seperti yang di tunjukan pada tabel dibawah
Data yang dikemukakan adalah untuk tahun 1996/97, yaitu
tahun sebelum krisis moneter melanda Indonesia, dan tahun 2000/01.Data tersebut
dapat memberi gambaran kasar tentang bagaimana bentuk hubungan ekonomi
Indonesia dengan negara-negara lain sebelum dan sesudah krisis moneter. Susunan
neraca pembayaran ini dapat dibedakan kepada tiga golongan mutasi keuangan
yaitu: (i) transaksi berjalan, (ii) transaksi modal, dan (iii) selisih
perhitungan.
2.4.1 Transaksi Berjalan
Data ini dibedakan kepada dua golongan: ekspor dan impor barang,
dan ekspor-impor neto jasa-jasa. Seterusnya setiap golongan data ini dibedakan
pula kepada ekspor dan impor Non-Migas dan Migas. Pada tahun 1996/97 ekspor
Indonesia berjumlah US$65,4 milyar pada tahun 2000/01. Kenaikan tersebut
terutama disebabkan oleh perkembangan ekspor Non-Migas-yaitu dari US$39,3
milyar pada tahun 1996/97 menjadi US$ 50,3 milyar pada tahun 2000/01. Ekspor
Migas hanya mengalami kenaikan sebanyak kurang lebih US$2,3 milyar dan
pertambahan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan ekspor gas alam.
Dalam periode yang sama impor merosot dari US$ 45,8 milyar
menjadi US$ 40,4 milyar dan penurunan ini terutama disebabkan oleh
Hal-36
pengurangan
impor Non-Migas, yaitu dari US$41,1 milyar kepada US$34,4 milyar. Sedangkan
impor Migas mengalami kenaikan (dari US$ 4,7 milyar menjadi hampir US$ 6
milyar).
Perkembangan ekspor dan impor seperti yang diterangkan di
atas menyebabkan dalam periode di atas neraca perdagangan mengalami perbaikan
yang sangat signifikan, yaitu surplusnya meningkat dari US$ 6,2 milyar menjadi
US$ 25,0 milyar. Perbaikan dalam neraca perdagangan ini menimbulkan efek yang
positif terhadap neraca transaksi berjalan yang mengalami defisit dalam tahun
1996/7 (sebanyak lebih dari US$8 bilion) tetapi mengalami surplus pada tahun
2000/01 (sebanyak hampir US$8 milyar). Defisit ekspor dan impor jasa netto
meningkat dari US$14,3 milyar menjadi US$17,1 milyar.
2.4.2.
Transaksi Modal dan Selisih Perhitungan
Transaksi berjalan memberikan gambaran tentang nilai
transaksi yang diakibatkan oleh kegiatan perdagangan barang dan jasa.Dengan
demikian data yang ditunjukkan menggambarkan nilai barang (seperti karet,
minyak, hasil industri manufaktur) dan jasa (seperti pelancongan, keuntungan
dari investasi di luar negeri dan biaya pengangkutan) yang diperdagangkan.
Sedangkan transaksi modal menggambarkan aliran ke luar masuk modal di antara
Indonesia dengan negara-negara lain.
Transaksi modal, Data transaksi modal dibedakan kepada dua
kelompok: nilai neto aliran modal kepada pemerintah, dan nilai neto aliran
swasta. Berbeda dengan perkembangan dalam neraca perdagangan, yang menunjukkan
arah aliran (trend) yang cukup
memprihatinkan.
Hal-37
Data yang ditunjukkan memberikan gambaran berikut :
i.
Pinjaman pemerintah semakin
meningkat dan pembayaran uang semakin merosot Pada tahun 1996/97 penerimaan
pinjaman pemerintah berjumlah hampir US$5,3
milyar dan meningkat menjadi US$7,5 milyar pada tahun 2000/01. Sedangkan
pelunasan hutang merosot dari US$ 6,1 milyar menjadi US$ 4,3 milyar.
ii.
Aliran modal swasta menunjukkan
gambaran yang lebih suram. Pada tahun 1996/97 aliran masuk neto modal swasta mencapai US$13,5 milyar dan terdiri
dari lebih US$ 6,5 milyar aliran penanaman modal langsung dan hampir US$ 6,6
milyar aliran modal lainnya. Arah alirannya (trend-nya)
menjadi terbalik pada tahun 2000/01, yaitu aliran modal neto mengalami defisit
hampir sebesar US$ 10 milyar penanaman modal langsung dan sebesar US$ 5,4
milyar dalam defisit aliran modal lainnya.
iii. Perkembangan aliran modal yang
diterangkan dalam (i) dan (ii) menggambarkan pembalikan total terhadap trend aliran modal ke Indonesia. Pada
tahun 1996/97, aliran masuk neto (yang merupakan gabungan aliran neto modal
pemerintah dan modal swasta) berjumlah US$ 12,7 milyar. Pada tahun 2000/01
aliran neto modal telah mengalami defisit sebesar hampir US$ 6,8 milyar.
Selisih perhitunganNilai selisih
penghitungan meningkat dari US$ 701 juta menjadi lebih dari US$ 3,8 milyar.
Pertambahan ini menggambarkan aliran modal yang tidak dicatat semakin meningkat
dan jumlahnya cukup besar.
Hal-38
2.5. Neraca Keseluruhan
Neraca keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang
dicatat di ketiga kelompok transaksi, yaitu transaksi berjalan, transaksi
modal, dan selisih perhitungan.Walaupun aliran modal dan ekspor dan impor jasa
menggambarkan keadaan yang kurang menggalakkan dan memprihatinkan neraca
keseluruhan masih menunjukkan gambaran yang semakin membaik.Surplus neraca
keseluruhan meningkat dari hampir US$ 4 milyar menjadi lebih US$ 5 milyar.
Faktor utama yang menyebabkan arah aliran yang menggalakkan
tersebut adalah pembaikan dalam neraca perdagangan, yang telah mengalami
peningkatan yang sangat besar.Surplus neraca perdagangan yang besar tersebut
mampu menutupi defisit dalam neraca perdagangan jasa dan defisit dalam aliran
modal.Surplus yang besar dalam neraca perdagangan menyebabkan pula perubahan
neraca transaksi berjalan dari defisit menjadi surplus.
Data neraca pembayaran tahun 2000/01 menunjukkan walaupun
neraca keseluruhan dalam keadaan surplus, akan tetapi kedudukannya kurang
kukuh. Apabila perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat kembali,
impor akan mengalami kenaikan yang pesat. Begitu juga ekspor-impor jasa neto
defisitnya akan semakin meningkat. Seterusnya pengaliran modal pemerintah
(yaitu kecondongan pemerintah untuk meminjam dari negara lain) belum tentu
dapat dikurangi. Apabila hal-hal yang dinyatakan ini berlaku, kedudukan neraca
pembayaran yang kukuh hanya mungkin berlaku apabila neraca perdagangan dan
aliran modal swasta semakin bertambah kukuh. Menciptakan hal tersebut merupakan
tanggung jawab kita bersama: pemerintah, administrasi pemerintahan, pengusaha
dan juga masyarakat pada umumnya. Sebagai contoh, aliran modal bukan saja
memerlukan kestabilan politik dan sosial
Hal-39
masyarakat.Seterusnya neraca perdagangan yang bertambah baik
memerlukan perkembangan ekspor yang pesat.Di samping para pengusaha perlu
berusaha ke arah itu, dorongan sangat diperlukan.
2.6. Kaitan Antara Neraca
Perdagangan Internasional dengan Neraca Pembayaran Internasional
Perdagangan
internasional melibatkan berbagai transaksi ekonomi antara suatu negara dengan
negara lain. Transaksi ekonomi tersebut kemudian dicatat dalam bentuk
neraca.Neraca perdagangan internasional merupakan salah satu komponen penting
dalam neraca pembayaran internasional.
Disebut
sebagai neraca perdagangan internasional karena pada neraca perdagangan
internasional ada dua sisi yaitu sisi ekspor dan impor yang kemudian dilihat
sisi mana yang lebih besar, apakah ekspornya atau impornya?Kalau nilai ekspor
lebih tinggi berarti dikatakan neraca perdagangannya aktif atau mengalami
surplus. Sebaliknya jika nilai impor lebih tinggi daripada ekspor maka disebut
neraca perdagangan intrnasional yang pasif (mengalami defisit)
Ruang
lingkup neraca pembayaran internasional lebih besar dibandingkan neraca perdagangan
internasional. Neraca pembayaran internasional (balance of payment/ BOP) adaah
suatu catatan dalam periode tertentu (biasanya satu tahun) tentang seluruh
transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain.
Transaksi ekonomi yang dimaksud diantaranya : perdagangan barang, jasa dan
modal
2.7. Kurs Valuta Asing
Tingkat perekonomian suatu negara dibandingkan dengan negara
lain dapat dilihat dari perbandingan antara mata uang dalam
Hal-40
negeri
yang bersangkutan dan mata uang luar negeri. Semakin tinggi nilai tukar (kurs)
mata uang suatu negara, semakin berharga pula mata uang tersebut untuk
digunakan dalam perdagangan internasional.
Ada
dua macam kurs, yaitu kurs beli dan kurs jual.Kurs jual artinya harga penjualan
valuta asing oleh Bank, sedangkan kurs beli artinya harga pembelian valuta
asing oleh bank.
Untuk
menukarkan mata uang dalam negeri dengan mata uang asing, seseorang harus
datang ke bank devisa, ditempat penukaran resmi valuta asing (authorized money
changer) atau makelar valuta asing (exchange brokers)
Bank
yang merupakan tempat penukaran mata uang disebut bank devisa. Penentuan kurs
jual dan kurs beli akan selalu dilihat dari sisi bank devisa. Antara kurs jual
dan kurs beli selalu ada selisih. Selisih ini sengaja dibuat, karena selisih
tersebut merupakan keuntungan bagi pihak bank devisa. Sedangkan bagi pelanggan,
selisih tersebut dikenakan sebagai biaya dari transaksi. Kurs jual suatu mata
uang akan selalu lebih tinggi dari kurs belinya
Kurs
valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai mata uang
suatu negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta
asing juga dapat didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan,
yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang
asing. Pada dasarnya terdapat dua cara di dalam menentukan kurs valuta asing,
yaitu:
- berdasarkan permintaan dan penawaran mata uang asing dalam pasar bebas
- ditentukan oleh pemerintah.
Hal-41
2.7.1.
Penentuan Kurs dalam Pasar Bebas
Penduduk suatu negara meminta sesuatu mata uang asing
dikarenakan untuk memungkinkan negara tersebut membeli barang dari negara lain.
Salah satu alasannya yaitu karena barang yang ingin diimpor dari negara lain
lebih murah dari yang diproduksi di dalam negeri.
2.7.2
Permintaan dan Penawaran Mata Uang Asing
Kurs pertukaran valuta asing adalah faktor yang sangat
penting dalam menentukan apakah barang-barang yang diproduksi di negara lain
lebih murah atau lebih mahal dari barang-barang yang diproduksi di dalam
negeri.
Semakin tinggi harga suatu mata uang, semakin sedikit
permintaan terhadap mata uang tersebut.Semakin rendah harga suatu mata uang,
semakin banyak permintaan terhadap mata uang tersebut.Berbeda dengan
permintaan.Semakin tinggi harga mata uang maka semakin banyak penawaran mata
uang tersebut, semakin rendah harga mata uang semakin sedikit penawaran mata
uang tersebut.
2.7.3.
Penentuan Harga Mata Uang Asing
Kurva permintaan keatas dolar adalah DD . Kurva tersebut
yang berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah, berarti (i) Apabila harga
dolar tinggi permintaan ke ata dolar adlah sedikit (pada kurs satu dolar = 250
Yen hanya satu billion dolar yang diminta), dan (ii) semakin rendah harga dolar
semakin banyak kuantitas dolar yang diminta (misalnya, pada kurs satu dolar =
100 yen sebanyak 4 bilion dolar diminta oleh orang-orang Jepang).
Kurva SS adalah kurva penawaran ke atas mata uang dolar, dan
dapat dilihat dalam gambar dibawah bahwa bentuk kurva tersebut adalah menaik
darikiri ke bawah ke kanan atas.
Hal-42
Kurva
seperti ini
menggambarkan bahwa Apabila mata uang dolar rendah,
penawaran
dolar oleh orang-orang Amerika juga rendah
(misalnya, pada kurs satu dolar =50 yen sebanyak 1 bilion dolar billion saja
yang ditawarkan, dan (ii) apabila harga mata uang dolar tinggi, lebih banyak
mata uang dolar akan ditawarkan (oleh orang-orang Amerika). Gambar dibawah
menunjukan kurva DD dan SS berpotongan pada keadaan dimana harga tiap unit mata
uang dolar adalah: satu dolar sama dengan 150 yen. Pada kurs pertukaran ini
permintaan olar adalah sama dengan penawaran dolar, yaitu sebanyak 2,5 bilion
dolar. Keadaan ini berarti kurs valuta asing adalah 1 dolar = 150 yen, dan
kuantiti dolar yang diperjual belikan dalam pasaran mata uang adalah sebanyak
2,5 bilion.
2.7.4.
Penentuan Kurs Pertukaran oleh Pemerintah
Pemerintah dapat campur tangan dalam menentukan kurs valuta
asing. Tujuannya adalah untuk memastikan kurs yang tidak akan menimbulkan efek
yang buruk terhadap perekonomian. Kurs pertukaran yang ditetapkan pemerintah
adalah berbeda dengan kurs yang ditentukan oleh pasar bebas. Besarnya perbedaan
tersebut dibandingkan dengan yang berlaku di pasar bebas adalah bergantung
kepada kebijakan dan keputusan pemerintah mengenai kurs yang paling sesuai
untuk tujuan-tujuan pemerintah dalam menstabilkan dan mengembangkan
perekonomian
Sebagai ilustrasi, kurs valuta asing antara dolar dan yen
yang ditentukan oleh pasar bebas adalah
satu dolar sama dengan 150 yen. Pemerintah Jepang memandang bahwa kurs
ini kurang sesuai, oleh sebab itu ditentukan bahwa kurs pertukaran adalah satu
dolar sama dengan 250 yen. Kurs ini menggambarkan bahwa harga yen dinilai
Hal-43
terlalu
rendah dari yang akan ditetapkan oleh pasar bebas, yaitu pemerintah menetapkan
harga per unit dolar adalah 250 yen sedangkan di pasar bebas harga akan
mencapai satu dolar sama dengan 150 yen.
Apabila harga suatu mata uang domestik ditetapkan oleh
pemerintah pada tingkat yang lebih rendah dari yang ditentukan oleh pasar
bebas, maka mata uang domestik dinamakan mata uang yang dinilai terlalu rendah
(undervalued currency). Sedangkan apabila harga mata uang domestik ditetapkan
pemerintah pada kurs yang lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pasar bebas,
dinamakan mata uang yang dinilai terlalu tinggi (overvalued currency).
2.7.6.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs
Perubahan dalam permintaan dan penawaran suatu valuta yang
selanjutnya menyebabkan perubahan dalam kurs valuta disebabkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut:
- Perubahan dalam Citarasa Masyarakat
Citarasa masyarakat mempengaruhi
corak konsumsi mereka. Maka perubahan citarasa masyarakat akan mengubah corak
konsumsi mereka terhadap barang-barang yang diproduksi di dalam negeri maupun
yang diimpor. Perbaikan kualitas barang-barang dalam negeri menyebabkan
keinginan mengimpor berkurang dan dapat pula menaikkan ekspor.Sedangkan
perbaikan kualitas barang-barang impor menyebabkan keinginan masyarakat untuk
mengimpor bertambah besar.
- Perubahan Harga Barang Ekspor dan Impor
Harga suatu barang merupakan salah
satu faktor penting yang menentukan apakah suatu barang akan diimpor atau
diekspor. Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga yang
relatif murah
Hal-44
akan
menaikan ekspor dan apabila harganya naik maka ekspornya berkurang. Pengurangan
harga barang impor akan menambah jumlah impor dan sebaliknya, kenaikan harga
barang impor akan mengurangi impor.
- Kenaikan Harga Umum (Inflasi)
Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan
nilai sesuatu valuta asing. Kecenderungan seperti ini disebabkan efek inflasi
berikut: 1. inflasi menyebabkan harga-harga di dalam negeri lebih mahal dari
harga-harga di luar negeri dan oleh sebab itu inflasi berkecenderungan menambah
impor, 2. inflasi menyebabkan harga-harga barang ekspor menjadi lebih mahal,
oleh karena itu inflasi berkecenderungan mengurangi ekspor. Keadaan 1
menyebabkan permintaan terhadap valuta asing bertambah, dan keadaan 2
menyebabkan penawaran terhadap valuta asing berkurang, maka harga valuta asing
akan bertambah.
- Perubahan Suku Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi
Suku bunga dan tingkat pengembalian
investasi sangat penting peranannya dalam mempengaruhi aliran modal. Suku bunga
dan tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal
dalam negeri mengalir ke luar negeri. Sedangkan suku bunga tingkat pengembalian
invesasi yang tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk ke negara itu.
Apabila lebih banyak modal mengalir ke suatu negara, permintaan terhadap mata
uangnya bertambah, maka nilai mata uang tersebut bertambah. Nilai mata uang
suatu negara akan merosot apabila lebih banyak modal negara dialirkan ke luar
negeri karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi
di negara-negara lain.
Hal-45
- Pertumbuhan Ekonomi
Efek yang akan diakibatkan oleh suatu kemajuan ekonomi
kepada nilai mata uangnya tergantung kepada corak pertumbuhan ekonomi yang
berlaku. Apabila kemajuan itu terutama diakibatkan oleh perkembagan ekspor,
maka permintaan terhadap mata uang negara itu bertambah lebih cepat dari
penawarannya dan oleh karena itu nilai mata uang negara itu naik. Akan tetapi,
apabila kemajuan tersebut menyebabkan impor berkembang lebih cepat dari ekspor,
penawaran mata uang negara itu lebih cepat bertambah dari permintaannya dan
oleh karenanya nilai mata uang negara tersebut akan merosot.
2.8. Kurs Pertukaran dan Neraca
Pembayaran
Sistem kurs pertukaran yang ditentukan oleh mekanisme pasar
berkecenderungan akan menyebabkan ketidakseimbangan yang terus menerus dalam
neraca pembayaran, sedangkan kurs pertukaran yang ditetapkan oleh pemerintah
berkecenderungan menimbulkan neraca pembayaran yang tidak seimbang.
2.8.1.Neraca
Pembayaran dalam Sistem Kurs Tukaran Berubah Bebas
Sistem kurs berubah bebas berkecenderungan untuk
menyeimbangkan neraca pembayaaran. Kurva DD
menggambarkan permintaan penduduk Indonesia terhadap mata uang bath
Thailand, kurva SS menggambarkan
penawaran penduduk Thailand atas bath mereka. Dari persilangan kurva DD dan
kurva SS maka diperoleh kurs 1baht=200 rupiah. Dari keadaan ini neraca
pembayaran adalah seimbang.
Perubahan citarasa penduduk Thailand menyebabkan mereka
ingin mengimpor lebih banyak barang dari Indonesia, perubahan ini menyebabkan
penawaran bath bertambah dari SS menjadi S1S1.Akan tetapi permintaan Indonesia
terhadap bath tetap. Hal-46
Pada waktu yang sama,
nilai bath yang merosot menyebabkan barang Thailand menjadi relatif lebih
murah. Sebagai akibatnya impor Thailand dari Indonesia semakin bertambah
diimbangi oleh pertambahan impor Indonesia dari Thailand. Akhirnya neraca pembayaran
masih tetap seimbang
2.8.2
Neraca Pembayaran dalam Sistem Kurs Pertukaran Tetap
Kurva SS menggambarkan jumlah dolar yang ditawarkan oleh
penduduk Amerika Serikat kepada penduduk Indonesia.Kurva DD menggambarkan
permintaan penduduk Indonesia terhadap dolar US. Apabila kurs pertukaran
ditentukan oleh pasar bebas, setiap unit dolar US adalah sama dengan Rp
10.000.berdasarkan beberapa pertimbangan, misalkan pemerintah Indonesia
menentukan bahwa kurs pertukaran antara dolar US dan rupiah adalah satu US sama
dengan Rp 12.500. ditinjau dari sudut pandang Indonesia nilai tukar yang
ditetapkan pemerintah lebih rendah dari yang ditentukan oleh pasar bebas,
keadaan ini dinamakan mata uang yang dinilai terlalu rendah atau undervalued. Keadaan
sebaliknya dinamakan mata uang yang dinilai terlalu tinggi atau overvalued.
Apabila kurs perukaran yang ditetapkan 1USD = Rp 12.500,
maka akan terjadi ketidakseimbangan permintaan dan penawaran dolar. Pada kurs
pertukaran tersebut Qb dolar Us ditawarkan penduduk Amerika segangkan Qa dolar
US diminta penduduk Indonesia. Keadaan seperti ini berarti bahwa Indonesia
mengalami surplus dalam neraca pembayaran.
karena Amerika menawrkan lebih banyak dolar US. Maka dapat
ditarik kesimpulan, oleh karena kurs pertukaran yang ditetapkan oleh pemerintah
selalu berbeda dengan kurs yang ditetapkan oleh pasar bebas, maka dalam sistem
kurs pertukaran tetap neraca pembayaran akan cenderung dalam keadaan tidak
seimbang. Hal-47
2.9. Kegiatan Ekonomi Terbuka
2.9.1.
Kebijakan Pemerintah dalam Ekonomi Terbuka
Dalam perekonomian terbuka, masalah yang dihadapi suatu
negara menjadi lebih rumit, dan kebijakan yang perlu dirumuskan dan
dilaksanakan pemerintah perlu difikirkan dengan lebih baik.Dalam perekonomian
tertutup, biasanya hanya ada dua masalah yang perlu difikirkan pemerintah dalam
merumuskan kebijakan ekonomi, yaitu masalah pengangguran dan masalah
inflasi.Namun dalam perekonomian terbuka, perlu pula diperhatikan efek dari
kebijakan pemerintah yang di rumuskan terhadap neraca pembayaran dan kestabilan
kurs pertukaran. Pada dasarnya masalah yang dihadapi oleh sesuatu perekonomia
terbuka, adalah:
Perekonomian menghadapi masalah
pengangguran, tetapi terdapat surplus dalam neraca pembayaran
Perekonomian menghadapi masalah
inflasi tetapi terdapat surplus dalam neraca pembayaran
Perekonomian menghadapi masalah
pengangguran dan disamping itu menghadapi masalah defisit dalam neraca
pembayaran
Perekonomian menghadapi masalah
inflasi dan di samping itu menghadapi masalah defisit dalam neraca pembayaran
Beberapa
langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah defisit dalam neraca
pembayaran, adalah :
Mengatasi masalah pengangguran dan
defisit dalam neraca pembayaran.Kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah
seperti ini biasanya berbentuk kebijakan memindahkan perbelanjaan.
Mengatasi masalah inflasi dan
defisit dalam neraca pembayaran. Kebijakan pemerintah yang dijalankan akan
meliputi langkah-langkah yang digolongkan kepada kebijakan mengurangkan
perbelanjaan.
Hal-48
2.9.2.
Kebijakan Memindahkan Perbelanjaan
Kebijakan memindahkan perbelanjaan adalah langkah-langkah
pemerintah untuk mengatasi masalah defisit dalam neraca pembayaran yang akan
mengakibatkan pertambahan ekspor dan pengurangan impor. Kebijakan ini
dijalankan, apabila defisit neraca pembayaran wujud ketika perekonomian juga
menghadapi masalah pengangguran. Langkah-langkah yang akan mengurangi impor dan
mendorong konsumsi barang dalam negeri adalah sebagai berikut :
Melakukan pembatasan impor.Ini dapat
dilakukan dengan menaikkan pajak impor (tarif).Disamping itu dapat pula
dijalankan dengan menggunakan kuota dan melakukan kampanye untuk membeli barang
dalam negeri.
Menekankan (mengurangi penggunaan
valuta asing).Pemerintah (melalui bank sentral) mencatu penggunaan mata uang
asing.Masyarakat dan para pengusaha haruslah menerangkan tujuan mereka membeli
valuta asing.Pemerintah lebih baik mengutamakan pengguna valuta asing untuk mengimpor
barang keperluan pokok dan bahan mentah sektor industri dan tidak mendorong
usaha mengimpor barang-barang mewah.
Menurunkan nilai mata uang
(devaluasi). Langkah ini menyebabkan barang impor menjadi lebih mahal dan akan
mengurangi impor. Sebaliknya barang ekspor menjadi murah di pasaran luar negeri
dan akan menambah ekspor.
Langkah-langkah
yang akan menambah ekspor sehingga menambah penerimaan valuta asing adalah:
Memberikan insentif fiscal dan
moneter untuk menambahkan kegiatan dalam produksi barang ekspor.
Insentif-insentif ini antara lain adalah membina kawasan perusahaan dan kawasan
bebas pajak (free trade zone),
memberikan kemudahan pinjaman atau member subsidi ekspor Hal-49
Mewujudkan kestabilan upah dan harga. Pertambahan ekspor
sangat tergantung kepada kemampuan ekspor negara untuk bersaing di luar
negeri.Salah satu faktor yang menentukan kapasitas bersaing adalah biaya
produksi yang rendah.Untuk memastikan agar biaya produksi tetap rendah, upah
dan harga-harga barang dalam negeri perlu distabilkan.
Menurunkan nilai valuta bukan saja
akan dapat mengurangkan impor tetapi juga akan menambahkan ekspor.
2.9.3.
Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan
Kebijakan pengurangan perbelanjaan adalah langkah-langkah
pemerintah untuk mengatasi masalah kekurangan dalam neraca pembayaran dengan
mengurangi perbelanjaan agrerat dan tingkat kegiatan ekonomi negara. Kebijakan
pemerintah untuk mengatasi masalah dalam neraca pembayaran dengan cara
mengurangkan perbelanjaan akan dilakukan apabila:
Perekonomian telah mencapai
kesempatan kerja penuh dan disamping itu juga inflasi telah terwujud
Dalam perekonomian terdapat defisit
yang berkepanjangan dalam neraca pembayaran
Kebijakan
mengurangi perbelanjaan dapat dilaksanakan dengan mengambil langkah-langkah
berikut:
Menaikan pajak pendapatan. Pajak ini
akan mengurangi pendapatan disposable dan pengurangan ini akan mengurangi
konsumsi rumah tangga.
Menaikan suku bunga dan menurunkan
penawaran uang.Tujuan ini dapat dicapai dengan menjalankan kebijakan moneter,
misalnya dengan menaikan tingkat cadangan minimum dan menaikan suku bank
(diskonto). Pengurangan penawaran uang dan suku bunga yang tinggi akan
mempengaruhi investasi. Keadaan ini selanjutnya akan mengurangi pengeluaran
agrerat. Hal-50
Mengurangi pengeluaran pemerintah. Oleh karena pengeluaran
pemerintah adalah sebagai bagian dari pengeluaran agrerat, maka pengurangan
pengeluaran pemerintah akan mengurani pengeluaran agrerat.
2.9.4.
Devaluasi (Penurunan Nilai Valuta)
Devaluasi biasanya dilakukan oleh negara-negara yang
menjalankan system kurs pertukaran tetap.Devaluasi adalah tindakan pemerintah
yang menurunkan nilai mata uangnya terhadap valuta asing. Efek-efek yang
mungkin ditimbulkan oleh devaluasi adalah:
Ekspor akan bertambah, karena di
pasaran luar negeri ekspor negara menjadi lebih murah
Impor berkurang, krena barang luar
negeri menjadi lebih mahal
Kenaikan ekspor dan pengurangan
impor akan memperbaiki neraca pembayaran
Pendapatan nasional akan bertambah
karena ekspor naik, pengurangan impor menaikkan permintaan produksi domestik,
dan kenaikan yang diakibatkan oleh faktor-faktor tersebut akan mendorong
investasi.
Inflasi dapat juga berlaku apabila
devaluasi dilakukan ketika perekonomian mengalami kemakmuran yang tinggi. Ini
disebabkan karena kenaikkan ekspor dan perkembangan kegiatan ekonomi yang lain
yang diakibatkan oleh devaluasi akan menaikkan upah buruh dan harga-harga
Di luar negeri mungkin negara-negara
lain melakukan langkah balasan dengan menggunakan halangan perdagangan impor
atau dengan melakukan devaluasi.
Syarat-syarat
yang dibutuhkan untuk mensukseskan
devaluasi adalah:
Ekspor negara itu elastis.Hanya
dalam keadaan ini hasil penjualan ekspor bertambah. Apabila permintaan luar
negeri ke atas barang ekspor negara yang mendevaluasikan valutanya tidak
elastis, devaluasi akan mengurangi hasil penjualan ekspor Hal-51
Permintaan impor negara itu adalah
elastis.Apabila permintaan impor elastis, devaluasi mengurangi jumlah impor
dengan tingkat yang lebih tinggi dari penurunan nilai mata uang. Maka
pengeluaran ke atas barang impor akan menjadi lebih kecil dari sebelum
devaluasi
Di dalam negeri tidak berlaku
inflasi. Apabila devaluasi mengakibatkan inflasi di dalam negeri, barang ekspor
dan barang buatan sendiri akan mengalami kenaikan harga. Apabila tingkat
kenaikan harga lebih besar dari tingkat devaluasi, pada akhirnya harga ekspor
menjadi lebih mahal dan barang impor menjadi lebih murah sebelum devaluasi.
Pada akhirnya negara itu tidak memperoleh sembarang keuntungan devaluasi
Negara
lain tidak melakukan reaksi balasan dan melakukan devaluasi pula. Apabila
negara-negara lain melakukan tindakan yang sama, devaluasi tidak akan
memberikan sembarang efek kepada neraca pembayaran dan perekonomian negara.
Langkah seperti itu akan dijalankan apabila negara lain tersebut merupakan partner
dagang yang sangat penting.
Hal-52
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Study Kasus
·
Inflasi
masih berada dalam trend menurun sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia
·
Membaiknya
Neraca Perdagangan
·
Harga
Pasar
Inflasi
Desember 2013 masih berada dalam tren menurun sejalan dengan prakiraan Bank
Indonesia. Inflasi
pada bulan ini tercatat 0,55% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan pola
historisnya dalam lima tahun terakhir. Perkembangan ini terutama
dipengaruhi oleh masih berlanjutnya koreksi harga bahan pangan,
sebagaimana tercermin pada inflasi volatile food yang hanya mencapai 0,79%
(mtm). Angka ini lebih rendah dibandingkan historisnya untuk bulan Desember
yang di atas 1% (mtm). Proses koreksi harga tersebut bahkan mampu meredam tekanan
inflasi dari kelompok administered price yang pada bulan ini meningkat akibat
kenaikan harga pada kelompok bahan bakar rumah tangga, menyusul kebijakan
pengalihan biaya transportasi LPG kepada konsumen. Realisasi inflasi Desember
2013 sebesar 8,38% (yoy) sesuai dengan prakiraan Bank Indonesia pada RDG
tanggal 12 Desember 2013, bahwa inflasi keseluruhan tahun 2013 dapat lebih
rendah dari 8,5%. Bank Indonesia beberapa kali merevisi lebih rendah prakiraan
inflasi 2013 sejalan dengan perkembangan inflasi dan proses konsolidasi ekonomi
serta langkah-langkah penguatan koordinasi kebijakan Bank Indonesia dan
Hal-53
Pemerintah
dalam pengendalian inflasi. Dengan masih berlanjutnya tren penurunan inflasi
ini, Bank Indonesia memperkirakan inflasi dapat terus menurun menuju kisaran
target 4,5±1% pada tahun 2014.
Sementara
itu, membaiknya neraca perdagangan Indonesia pada November 2013 mendukung
proses penurunan defisit transaksi berjalan ke depan. Pada November 2013, neraca
perdagangan surplus sebesar 0,78 miliar dolar AS, lebih tinggi dari surplus
pada Oktober 2013 sebesar 0,03 miliar dolar AS. Perbaikan neraca perdagangan
utamanya disebabkan oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas
menjadi sebesar 1,97 miliar dolar AS, dari 0,78 miliar dolar AS pada bulan
Oktober 2013. Perbaikan neraca perdagangan nonmigas didukung oleh menurunnya
impor nonmigas sebesar -8,12% (mtm) dan peningkatan ekspor nonmigas
sebesar 1,5% (mtm) yang bersumber dari peningkatan ekspor batubara dan CPO.
Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas masih belum menunjukkan
perbaikan, dengan defisit yang melebar dari USD 0,75 miliar menjadi 1,19 miliar
dolar AS. Pelebaran defisit neraca perdagangan migas terutama disebabkan oleh
meningkatnya impor migas sebesar 13,5% (mtm) menjadi 3,94 miliar dolar
AS, sementara ekspor migas hanya tumbuh 1,1% (mtm) menjadi 2,75 miliar
dolar AS. Sejalan dengan perbaikan neraca perdagangan ini, berbagai respons
kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mendorong perbaikan
defisit transaksi berjalan diperkirakan dapat terus mendukung menurunnya
defisit transaksi berjalan ke depan.
Hal-54
Ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (3/9). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hingga Juli 2013 defisit neraca perdagangan mencapai US$ 2,31 miliar dan secara kumulatif dari Januari hingga Juli neraca perdagangan defisit US$ 5,65 miliar yang menjadi defisit perdagangan terbesar sepanjang sejarah RI.
Ekonomi Indonesia masih dirundung
defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan, defisit neraca
pembayaran, dan defisit keseimbangan primer. Terus membesarnya defisit ini
terjadi karena struktur ekonomi nasional memang rapuh.
Paling mencolok adalah Indonesia tidak memiliki basis industri yang kuat. Meski sudah memiliki masterplan pembangunan industri nasional sejak 2005, faktanya Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan substitusi impor. Pertumbuhan impor barang modal masih tinggi di antara impor yang lainnya, termasuk impor bahan baku dan barang
Paling mencolok adalah Indonesia tidak memiliki basis industri yang kuat. Meski sudah memiliki masterplan pembangunan industri nasional sejak 2005, faktanya Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan substitusi impor. Pertumbuhan impor barang modal masih tinggi di antara impor yang lainnya, termasuk impor bahan baku dan barang
Hal-55
konsumsi. Kekuatan permintaan yang
besar tanpa diimbangi oleh pasokan, telah mengakibatkan impor mengalir jauh
lebih deras dari ekspor.
Keterpurukan kondisi ini diperparah lagi oleh serbuan barang-barang impor sejenis dari negara-negara yang menjalin perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) dan kemitraan ekonomi (economic partnership agreement/EPA) dengan Indonesia. Inilah yang kemudian membuat rupiah terjengkang dan tingkat suku bunga pun terus dikerek naik.
Tahun ini saja rupiah telah terdepresiasi hampir 19%, berada di level Rp 12.000-an per dolar AS. Defisit pada akhirnya juga sangat memengaruhi sistem pembayaran di Indonesia, karena hal ini terkait langsung dengan lalu lintas barang dan jasa dalam perdagangan internasional. Dalam kondisi defisit yang demikian lebar, sekarang ini, sistem pembayaran yang dilakukan para pihak terkait haruslah tetap dijamin aman dan efisien, tetap dijaga kesetaraan akses, dan konsumen juga tetap terlindungi. Dalam hal efisiensi, titik beratnya adalah bahwa hal itu harus mampu dirasakan, baik secara industri ataupun perbankan, yang tentunya berpengaruh terhadap masyarakat secara keseluruhan.
Inflasi, justru sering terjadi karena ketidakefisienan sistem pembayaran dalam mengakomodasi ketidakseimbangan tersebut. Inflasi jenis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan kebijakan moneter semata. Begitu pula dengan target defisit transaksi berjalan yang ingin dilakukan oleh Bank Indonesia — di bawah 3% — tidak akan berhasil
Keterpurukan kondisi ini diperparah lagi oleh serbuan barang-barang impor sejenis dari negara-negara yang menjalin perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) dan kemitraan ekonomi (economic partnership agreement/EPA) dengan Indonesia. Inilah yang kemudian membuat rupiah terjengkang dan tingkat suku bunga pun terus dikerek naik.
Tahun ini saja rupiah telah terdepresiasi hampir 19%, berada di level Rp 12.000-an per dolar AS. Defisit pada akhirnya juga sangat memengaruhi sistem pembayaran di Indonesia, karena hal ini terkait langsung dengan lalu lintas barang dan jasa dalam perdagangan internasional. Dalam kondisi defisit yang demikian lebar, sekarang ini, sistem pembayaran yang dilakukan para pihak terkait haruslah tetap dijamin aman dan efisien, tetap dijaga kesetaraan akses, dan konsumen juga tetap terlindungi. Dalam hal efisiensi, titik beratnya adalah bahwa hal itu harus mampu dirasakan, baik secara industri ataupun perbankan, yang tentunya berpengaruh terhadap masyarakat secara keseluruhan.
Inflasi, justru sering terjadi karena ketidakefisienan sistem pembayaran dalam mengakomodasi ketidakseimbangan tersebut. Inflasi jenis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan kebijakan moneter semata. Begitu pula dengan target defisit transaksi berjalan yang ingin dilakukan oleh Bank Indonesia — di bawah 3% — tidak akan berhasil
Hal-56
jika sistem pembayaran tidak mampu
mendukung daya saing ekspor Indonesia. Kecepatan perputaran uang yang tinggi
justru dapat mengurangi inflasi, jika ekspor dapat ditingkatkan.
Ketika nilai ekspor tidak sama
dengan impor dan nilai capital inflow tidak sama dengan capital
outflow, maka neraca pembayaran dalam kondisi ketidaksetimbangan. Neraca
pembayaran dapat mengalami surplus atau BOP lebih besar daripada nol. Atau
sebaliknya, neraca pembayaran dapat mengalami defisit atau BOP lebih kecil
daripada nol.
Pengaruh neraca
pembayaran terhadap kurs dapat dijelaskan dengan persamaan berikut:
Kondisi BOP akan surplus,
jika rasio ($m + $co)/($x + $ci)
kurang daripada satu. Dengan demikian rasio USD/IDR(2)/USD/IDR(1) memiliki
nilai kurang daripada satu. Artinya kurs USD/IDR melemah. Jika kurs USD/IDR
melemah artinya Dollar Amerika mengalami depresiasi dan Rupiah Indonesia
mengalami apresiasi.
Hal-57
BAB
III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
INFLASI
Dari data
hasil kajian pustaka dan analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut.
- Bahwapenduduk yang relatif banyak serta pendidikan dan keterampilan yang rendah akan berpengaruh lapangan kerja yang tidak memadai. Hal ini disebabkan karena teknologi yang semakin modern, lingkungan yang kurang memadai serta penghematan yang dilakukan oleh perusahaan atau pemerintah akan mempengaruhi terhadap tenaga kerja bagi masyarakat. Oleh sebab itu, bila inflasi semakin meningkat dapat berakibat terjadinya ketimpangan neraca pembayaran dan akan berdampak pula pada masyarakat yang ingin mencari lapangan pekerjaan. Hal ini akan memicu timbulnya kemiskinan, makin beragamnya tindak pidana kriminal, dan terganggunya kondisi psikis seseorang.
- Cara mengatasi inflasi diantaranya:
- meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar
(
kebijakan moneter ).
- Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah ( kebijakan fiskal ).
- Menekan tingkat upah ( kebijakan non moneter ).
- Cara mengatasi pengangguran diantaranya:
Hal-58
b.
Menciptakan pengusaha-pengusaha baru.
c.
Memperdalam ilmu pengetahuan selain bidang yang digeluti.
d.
Mengadakan pendidikan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu.
Cara
mengatasi ketimpangan neraca pembayaran:
- Menstabilkan pendapatan perkapita
- Tepat menentukan perubahan-perubahan dalam hasil produksi atau output yang dihasilkan.
Kesimpulan
Neraca Pembayaran Perdagangan
Neraca
pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang transaksi
ekonomi internasional antara penduduk negara itu dengan penduduk negara lain
dalam jangka waktu tertentu. Atau Neraca pembyaran adalah suatu catatan yang
disusun secara sistematis tentang seluruh aktivitas ekonomi yang meliputi
perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk
(resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk
suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Transaksi ekonomi tersebut
diklasifikasikan ke dalam transaksi berjalan, transaksi modal, dan lalu lintas
moneter.Transaksi berjalan terdiri atas ekspor ataupun impor barang dan jasa,
sedangkan transaksi modal terdiri atas arus modal sektor pemerintah ataupun
swasta, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu lintas
moneter adalah perubahan dalam cadangan devisa. Dengan demikian, neraca pembayaran
memberikan gambaran arus penerimaan dan pengeluaran devisa serta perubahan neto
cadangan devisa. Hal-59
b. Valuta Asing merupakan uang Asing
yang dimiliki oleh suatu Negara untuk perdagangan internasional (ekspor dan
impor), dalam penentuan valas ada dua jenis yaitu: di tentukan oleh pemerintah
(kurs tetap) dan di tentukan oleh pasar (Kurs mengambang), dalam kurs tetap
pemerintah menetapkan hara lebih tinggi (overvalued) atau terlalu rendah
(undervalued) sehingga dalam neraca pembayaran cenderung dalam keadaan tidak
seimbang. Faktor yang mempengaruhi perubahan nilai kurs di pasar bebas ada 5
macam :
1. Perubahan
dalam cita rasa masyarakat
2. Perubahan
harga dari barang-barang ekspor
3. Inflasi
4. Perubahan
dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi
5. Perkembangan
ekonomi
c. Kebijakan Pemerintah mempunyai
pengaruh terhadap keseimbangan ekonomi Negara, tentunya masalah-masalah ekonomi
mengenai pengangguran dan inflasi oleh karena itu pemerintah perlu bertindak
lebih baik dalam hal ini langkang-langkah mengatasi masalah kekurangan dalam
neraca pembayaran dengan mengurangi perbelanjaan agrerat dan tingkat kegiatan
ekonomi Negara, Langkah-langkah mengurangi impor dan mendorong konsumsi barang
dalam negeri, kemudian langkah-langkah menurunkan nilai mata uangnya terhadap
valuta asing.
Hal-60
1.2. Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas
segala saran – saran dan kritikan bagi para pembaca yang kami hormati guna
untuk membangun pada masa yang akan datang untuk menjadi lebih baik dalam membenarkan alur-alur yang
semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang saya laksanakan. Kami menyarankan
agar masyarakat,mencari ilmu sedini mungkin sebagai bekal menghadapi dunia
kerja dimasa mendatang.Kami menyarankan agar adanya program pemerintah bagi
anak yang kurang mampu sebagai bekal masa depannya.Kami merasa apa yang telah
disusun dalam karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu
diharapkan ada yang meneliti lebih jauh lagi mengenai masalah pengangguran.
Unemployment (pengangguran) adalah orang
yang belum mendapatkan pekerjaan atau orang yang masih mencari pekerjaan
Pensiun
lebih awal
Fenomena
ini merupakan kenyataan yang terus berkembang di kalangan pegawai pemerintah.
Di beberapa negara, usia pensiun dipermuda sebagai alat menciptakan peluang
bagi yang muda untuk menduduki jabatan di atasnya.
- Tenaga kerja yang lemah (impaired)
Yaitu
mereka yang mungkin bekerja full time, tetapi intensitasnya lemah karena kurang
gizi atau penyakitan.
Hal-61
DAFTAR PUSTAKA
.Sutarno,
dkk. 2009. Theory and Application of Economics 2. Solo: Tiga
Serangkai.
Sukirno, sadono, 2005, Makro Eonomi : Teori
Pengantar, Edisi ke-3, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Nopirin, 1998, Pengantar Ilmu Ekonomi, Edisi ke -4, BPFE
yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar