Sabtu, 30 Mei 2015

makalah inflasi dan pembayaran neraca





                                    di susun oleh
    Sri Nanda Dewi                      :133304010330





Dosen Pengampu
Lasma Ria Tampubolon,S.P,M.Si
                              
Fakultas Ekonomi
Universitas Prima Indonesia
Medan
2013



DAFTAR ISI

Bab-I
            Pendahuluan                                      
            1.1latarBelakang……………………...          Hal…1-4
            1.2 Tujuan ……………………………          Hal….5
Bab-II
            Tujuan Pustaka ……………………...            Hal….6-15
Bab III
            Pendahuluan
            3.1 Pembahasan  ………………………        Hal….16-52
            3.2 Study Kasus ……………………….        Hal…..53-57
Bab IV
            4.1 Kesimpulan ……………………….         Hal….58-60
            4.2 Saran………………………………         Hal….61
Bab-V
            Daftar Pustaka ………………………..         Hal….62








KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Inflasi dan Neraca Pembayaran Perdagangan” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Lasma Ria Tampubolon, S.P., M. Si, selaku Dosen mata kuliah Ekonomi Mikro yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
      Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “inflasi dan Neraca Pembayaran Perdagangan”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
      Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.





BAB 1
PENDAHULUAN


1.1.         Latar Belakang
Ekonomi internasional adalah salah satu bagian dari ilmu ekonomi yang sangat menarik untuk dipelajari dan dianalisis.Ekonomi internasional mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan ekonomi internasional (ekspor-impor) dimana salah satu permasalahan yang dihadapi dalam ekonomi internasional yaitu mengenai neraca perdagangan internasional dan neraca pembayaran internasional.Beberapa hal yang erat hubungannya dengan efek kegiatan ekonomi dalam perekonomian terbuka dibicarakan dalam makalah ini. Makalah ini akan menerangkan mengenai neraca perdagangan, neraca pembayaran, penentuan kurs pertukaran diantara sesuatu mata uang dengan mata uang negara lain, masalah-masalah yang dihadapi dalam perekonomian terbuka, dan langkah-langkah pemerintah yang dapat dijalankan apabila perdagangan luar negeri dan lalu lintas dana menimbulkan efek buruk atas kegiatan ekonomi negara.

1.2.         Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Neraca Perdagangan Internasional yang terdiri dari :
a. Pengertian Neraca Perdagangan.
b. Teori  Perdagangan Internasional, Teori Keuangan Mutlak dan Komparatif                                                                           Hal-1
c. Konsep Devisa bagi Negara dalam Perdagangan Internasional
d. Hambatan (Kebijakan) Perdagangan Internasional

2. Neraca Pembayaran yang terdiri dari :
a. Pengertian Neraca Pembayaran
b. Neraca Modal
c. Cadangan Valuta Asing
d. Kurs Pertukaran dan Neraca Pembayaran
e. Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran Indonesia
f. Neraca Keseluruhan

3. Kaitan Antara Neraca Perdagangan dengan Neraca Pembayaran  Internasional

4. Kurs Valuta Asing, terdiri dari :
a. Pengertian kurs valuta asing
b. Perubahan-perubahan kurs
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs
d. Kurs pertukaran dan neraca pembayaran

5. Kegiatan Ekonomi Terbuka, yang terdiri dari :
a. Kebijakan pemerintah dalam ekonomi terbuka
b. Kebijakan memindahkan perbelanjaan
c. Kebijakan pengurangan perbelanjaan
d. Devaluasi (penurunan nilai valuta asing)




Hal-2  

Pengertian Inflasi

Inflasi adalah naiknya harga-harga komoditi yang disebabkan tidak singkronnya antara program sistem pengadaan komoditi dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat. Inflasi bukanlah masalah yang terlalu berarti jika keadaan tersebut diiringi oleh tersedianya komoditi yang diperlukan secara cukup dan ditimpali dengan naiknya tingkat pendapatan yang lebih besar. Manusia dan Prilaku Ekonomi, penulis : Endro Sariono ; Slamet Subekti; Burhanuddin A. Usman; M. Jaharuddin; dan M. Alwi, penerbit : exact Ganeca</ref> Biaya produksi untuk menghasilkan komoditi semakin tinggi yang menyebabkan harga jualnya menjadi relatif tinggi, disisi lain tingkat pendapatan masyarakat relatif tetap. Maka, barulah inflasi ini menjaadi membahayakan jika berlangsung dalam waktu yang relatif lama dengan porsi berbanding terbalik antara tingkat inflasi terhadap tingkat pendapatan.

Pengertian Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran adalah catatan tentang transaksi ekonomi internasional suatu negara terhadap negara lainnya dalam kurun waktu tertentu. Dalam neraca pembayaran akan terlihat kemampuan penduduk suatu negara terhadap penduduk negara lain yang tercermin dari defisit atau surplusnya suatu perdagangan dan keluar masuk modal. Sepintas akan sangat menguntungkan jika neraca pembayaran suatu negara mengalami surplus dan sangat merugikan defisit, tetapi tidak demikian kenyataan dalam politik ekonomi.

                                                                                                                                                                                                            Hal-3
Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Peningkatan penduduk yang semakin tinggi
Penduduk merupakan orang yang tinggal di daerah tersebut dan orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di daerah itu.Misalkan mempunyai bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Secara teori pertumbuhan penduduk yang besar bila diikuti dengan tingkat produktivitas yang tinggi akan menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi tiggi. Tingginya pertumbuhan ekonomi akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan tingkat pendidikan dan pada akhirnya akan mampu memperbaiki mutu dan citra hidup.







Hal-4


  1.2 Tujuan
    Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.                    Untuk mengetahui Definisi Inflasi

2.                    Untuk mengetahui apa pengertian/ definisi dari neraca           perdagangan, neraca pembayaran, dan valuta asing

3.                    Dapat mengenal kebijakan pemerintah dalam perekonomian terbuka

4.                    Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi-kurs          
                                        
5.                    Mengetahui penurunan nilai valuta asing

6.                    Mengetahui neraca modal

7.                    Dapat mengetahui cadangan valuta asing

8.                    Mengetahui neraca keseluruhan

9.                    Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam perdagangan internasi




Hal-5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DASAR TEORI
I.INFLASI
  1. Pengertian Inflasi
Teori Inflasi
Teori inflasi selalu dihubungkan dengan jumlah uang yang beredar. Beberapa teori mengenai jumlah uang beredar antara lain:
  1. Teori Klasik
Teori klasik berpendapat, tingkat harga terutama ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Bila jumlah uang bertambah, harga-harga akan naik. Ini berarti nilai uang menurun karena daya beli menjadi rendah. Pertambahan jumlah uang beredar disebabkan deficit APBN atau adanya perluasan kredit.
  1. Teori Keynes
Menurut Keynes yang paling menentukan kestabilan kehidupan ekonomi nasional adalah permintaan masyarakat. Para konsumen, produsen, pemerintah,dan luar negeri bersama-sama akan membeli lebih banyak barang yang dihasilkan kapasitas produksi yang ada. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan-ketegangan di pasar. Produksi tidak dapatdinaikkan karena dibatasi kapasitas produksi. Jumlah barang dan jasa yang diproduksi tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar sehingga harga-harga menjadi naik dan timbul lagi inflasi.                                                                        Hal-6
Secara garis besar, teori inflasi dibagi dalam tiga kelompok yang menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi.
  1. Teori Kuantitas
Menurut teori ini, inflasi disebabkan oleh jumlah uang beredar dan psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa datang.
  1. Teori Strukturalis
Teori ini memberikan tekanan pada kekuatan dari struktur perekonomian seperti yang terjadi di Negara-negara berkembang. Ada kekuatan utama dalam perekonomian perekonomian Negara-negara sedang berkembang yang bisa menimbulkan inflasi. Kekuatan ini terdiri dari:
  1. Ketidakelastisan dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor tumbuh secara lamban dibandingkan dengan pertumbuhan sector lain.
2.      Ketidakelastisan penawaran atau produksi bahan makanan yang tumbuh tidak secepat pertambahan penduduk dan penghasilan perkapita sehingga harga bahan makanan naik melebihi kenaikan harga barang lain.



Hal-7
  1. Macam- Macam Inflasi
Berikut ini ada beberapa macam inflasi, yaitu:
1. Penggolongan pertama didasarkan atas parah tidaknya inflasi:
Inflasi ringan (kurang dari 10 % setahun)·
Inflasi sedang (antara 10 % sampai dengan 30 % setahun)·
 Inflasi berat (antara 30 % sampai dengan 100 % setahun)·
 Hyper inflasi (lebih dari 100 % setahun)·
Penentuan parah tidaknya inflasi sebenarnya tidak bisa hanya dilihat dari sudut laju inflasi saja tanpa mempertimbangkan siapa yang menanggung beban atau yang memperoleh keuntungan dari inflasi tersebut. Contohnya adalah di sebuah negara terdapat kenaikan inflasi sebesar 20 %, namun kenaikan inflasi tersebut berasal dari kenaikan harga-harga barang dan jasa yang dibeli oleh golongan menengah ke bawah atau golongan yang berpenghasilan rendah, maka inflasi tersebut dapat dikatakan sebagai inflasi yang parah.
Penggolongan kedua adalah atas dasar sebab awal inflasi:
Excess Demand Inflation·
Inflasi tarikan permintaan atau disebut juga sebagai demand-pull inflation adalah inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat terhadap suatu barang atau jasa terlalu banyak. Atau dapat dikatakan bahwa permintaan total lebih cepat daripada output yang ditawarkan. Karena jumlah barang & jasa yang diminta lebih besar daripada barang dan jasa yang ditawarkan terjadilah kenaikan harga.                           Hal-8
Cost Push Inflation·
Cost push inflation atau inflasi desakan biaya atau disebut juga inflasi dari sisi penawaran (supply side inflation) adalah inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi atau karena adanya golongan masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk memaksakan kenaikan upah dan bunga. Dapat dikatakan juga bahwa penyebab terjadinya inflasi jenis ini adalah kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan tingkat produktivitas dan efisiensi, sehingga perusahaan mengurangi supply barang dan jasa. Dan tentu saja peningkatan biaya produksi membuat perusahaan menaikan harga barang dan jasa, dan perusahaan juga menanggung risiko atas menurunnya permintaan barang dan jasa oleh konsumen.
 Bottleneck Inflation·
Bottleneck inflation adalah inflasi yang diakibatkan oleh berubahnya struktur permintaan total yang lebih cepat daripada mobilitas sumber-sumber.
Penggolongan ketiga berdasarkan asal inflasi
 Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation)·
Timbul misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, gagal panen, dan lain sebagainya.
Inflasi yang berasal dari luar negeri (Imported Inflation)·
Inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga di luar negeri atau di negara-negara langganan berdagang.
                                                                                                Hal-9
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi inflasi, yaitu:
1.) Meningkatnya kegiatan ekonomi
2.) Kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan
3.) Melemahnya nilai tukar rupiah
4.) Tingginya ekspektasi inflasi masyarakat
  1. Pengaruh Inflasi bagi Kehidupan Masyarakat
Penyebab Inflasi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi selama Januari hingga Desember 2011 sebesar 3,79 %. Jenis barang dan jasa yang dominan menyumbang inflasi utamanya adalah beras yang mengkontribusi 0,54 %, emas perhiasan 0,34 %, rokok kretek filter 0,22 %, dan tarif sewa rumah 0,21 %. Inflasi juga disumbangkan oleh tarif angkutan udara 0,19 %, ikan segar 0,18 %, uang sekolah SLTA 0,10 %, tarif kontrak rumah 0,09 % dan nasi dengan lauk 0,08 %.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi di suatu Negara. Dari sudut pandang ekonomi, pada prinsipnya inflasi terjadi karena tidak adanya keserasian antara laju pertambahan uang dan tingkat pertumbuhan barang dan jasa. Apabila jumlah uang beredar meningkat, sedangkan produksi barang dan jasa tetap, maka hal ini cenderung akan mendorong terjadinya inflasi. Namun demikian, dari uraian tentang jenis-jenis inflasi dapat diidentifikasikan faktor-faktor penyebab terjadinya inflasi, yaitu antara lain :
                                                                                                Hal-10
a.  Naiknya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa
            Ketika pemerintah menaikkan gaji pegawai negeri sipil(PNS), biasanya diikuti dengan kenaikan permintaan barang dan jasa. Bila kenaikan besarnya permintaan ini tidak diimbangi dengan penambahan volume barang dan jasa di pasar, maka hal ini akan berakibat pada naiknya harga barang dan jasa. Kenaikan gaji PNS ini pada dasarnya mengidikasikan adanya kenaikan jumlah uang yang beredar. Jenis inflasi ini disebut demand-pull inflation.
b. Kenaikan biaya produksi
            Pada waktu pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), maka harga barang-barang di pasar juga akan meningkat. Mengapa? Ka rena kenaikan harga BBM berdampak pada kenaikan biaya produksi, akibatnya perusahaan juga menaikkan harga jual barang dan jasanya. Disini terjadi cost-push inflation.
c. Defisit anggaran belanja (APBN)
            Defisit APBN yang ditutup dengan percetakan uang baru oleh Bank Indonesia, akan berakibat pada bertambahnya jumlah uang beredar, dimana hal ini akan berdampak pada kenaikan harga barang dan jasa.
d.  Menurunnya nilai tukar rupiah
            Menurunnya nilai tukar terhadap valuta asing, seperti US dollar, Yen, Deutche Mark, akan berdampak pada semakin mahalnya barang-barang produksi impor. Hal ini berakibat pada kenaikan biaya produksi

                                                                                                                                                                                                            Hal-11
Faktor uang dan barang atau jasa seperti diuraikan di atas memang berdampak langsung terhadap inflasi. Bila ditelusuri, maka sumber penyebab inflasi dapat juga berasal dari faktor-faktor sosial dan politik. Sebagai contoh, adanya berbagai kerusuhan sosial seperti yang terjadi akhir-akhir ini, juga memberikan dorongan terhadap laju inflasi. Berbagai kerusuhan sosial yang terjadi menyebabkan rasa tidak aman pada penduduk, sehingga mendorong mereka untuk membeli barang-barang dalam jumlah lebih besar dari kebutuhan.  
Dampak Inflasi
Dampak-Positif
     Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.Orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi. Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipat gandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar).                                                                        Hal-12
  • Dampak-Negatif
         Dampak negatif terjadinya inflasi dapat dibedakan menjadi dua aspek, yakni dampaknya terhadap perekonomian dan dampaknya terhadap individu dan masyarakat.

  • Dampak-terhadap-perekonomian|
         Sebagian ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi yang sangat lambat berlakunya dipandang sebagai stimulator bagi pertumbuhan ekonomi. Kenaikan harga tersebut tidak diikuti oleh kenaikan upah pekerja, maka keuntungan akan bertambah. Pertambahan keuntungan akan meningkatkan investasi di masa datang dan ini akan mendorong percepatan dalam pertumbuhan ekonomi. Tetapi apabila inflasi menjadi lebih serius keadaannya, perekonomian tidak akan berkembang seperti yang diinginkan. Pengalaman beberapa Negara yang pernah mengalami hiperinflasi, menunjukkan bahwa inflasi yang buruk akan menimbulkan ketidakstabilan social dan politik, dan tidak mendorong pertumbuhan ekonomi. Terlebih dulu ekonomi harus distabilkan, termasuk juga menstabilkan harga-harga, sebelum menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik. Ketiadaan pertumbuhan ekonomi sebagai akibat dari inflasi yang serius disebabkan oleh beberapa faktor penting seperti diuraikan berikut ini:
  • Inflasi meningkatkan penanaman modal spekulatif. Pada masa inflasi terjadi, terdapat kecenderungan di antara pemilik modal untuk menggunakan uangnya dalam  investasi yang bersifat
                                                                                                 Hal-13
  • spekulatif. Membeli rumah dan tanah dan menyimpan barang berharga akan lebih menguntungkan daripada melakukan investasi yang produktif.
  • Tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi investasi. Untuk menghindari kemerosotan nilai modal yang mereka pinjamkan, institusi keuangan akan menaikkan tingkat bunga terhadap pinjaman-pinjaman mereka. Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin tinggi pula tingkat bunga yang akan mereka tentukan. Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi keinginan penanam modal untuk mengembangkan sektor-sektor yang produktif.
  • Inflasi menimbulkan ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi di masa depan. Laju inflasi akan bertambah cepat apabila tidak segera dikendalikan. Pada akhirnya inflasi akan menimbulkan ketidakpastian keadaan perekonomian dan arah perkembangan ekonomi tidak lagi dapat diprediksi dengan baik. Keadaan ini akan mengurangi minat pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
  • Menimbulkan masalah neraca pembayaran.
    Inflasi mengakibatkan harga barang impor lebih murah dari harga barang yang dihasilkan didalam negeri. Sehingga menyebabkan impor berkembang pesat dan perkembangan ekspor melambat. Di samping itu, aliran modal keluar akan lebih besar daripada modal yang masuk ke dalam negeri. Berbagai kecenderungan ini akan memperburuk keadaan neraca pembayaran. Sebagai akibat terburuk, defisit neraca pembayaran dapat pula terjadi.
Hal-14
  • Dampak terhadap individu dan masyarakat
        Memperburuk distribusi pendapatan
    Dalam masa inflasi, nilai harta tetap seperti tanah, rumah, pertokoan, dan bangunan pabrik akan mengalami kenaikan harga yang adakalanya lebih cepat dari kenaikan inflasi itu sendiri. Sebaliknya, penduduk yang tidak mempunyai harta yang meliputi sebagian besar dari golongan masyarakat berpendapatan rendah, pendapatan riilnya merosot sebagai akibat dari inflasi. Dengan demikian inflasi melebarkan ketimpangan distribusi pendapatan.
  • Pendapatan riil merosot
Sebagian tenaga kerja di setiap Negara terdiri dari pekerja-pekerja bergaji tetap. Dalam masa inflasi biasanya kenaikan harga-harga selalu mendahului kenaikan pendapatan. Dengan demikian cenderung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja. Ini berarti juga tingkat kemakmuran masyarakat berkurang. 
  • Nilai riil tabungan merosot
Dalam perekonomian biasanya masyarakat menyimpan sebagian pendapatannya dalam bentuk deposito dan tabungan. Nilai riil tabungan tersebut akan mengalami penurunan sebagai akibat dari. inflasi. Juga pemegang uang tunai akan dirugikan karena nilai riilnya merosot



Hal-15
2.1  Inflasi dan neraca Pembayaran Perdagangan 
NERACA PEMBAYARAN
  1. A. PENDAHULUAN
Kebijaksanaan neraca pembayaran merupakan bagian inte- gral dari kebijaksanaan pembangunan dan mempunyai peranan penting dalam pemantapan stabilitas di bidang ekonomi yang diarahkan guna mendorong pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja. di samping itu juga diusahakan tercapainya perubahan fundamental dalam struktur produksi dan perdagangan luar negeri sehingga dapat mening­katkan ketahanan ekonomi Indonesia terhadap tantangan-tantangan di dalam negeri dan keguncangan-keguncangan ekonomi dunia, seperti yang digariskan dalam garis-garis besar haluan negara.
Pengertian Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah catatan dari semua transaksi ekonomi internasional yang meliputi perdagangan, keuangan dan moneter antara penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun atau dikatakan sebagai laporan arus pembayaran (keluar dan masuk) untuk suatu negara. neraca pembayaran secara esensial merupakan sistem akuntansi yang mengukur kinerja suatu negara. Pencatatan transaksi dilakukan dengan pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping system), yaitu; tiap transaksi dicatat satu sebagai kredit dan satu lagi sebagai debit.

Hal-16
Contoh : Suatu perusahaan RI meminjam poundsterling Inggris. Jelas, pinjaman ini merupakan peningkatan hutang penduduk/perusahaan RI pada pihak luar negeri (Inggris). Pinjaman ini merupakan suatu credit entry pada neraca pembayaran. debit entry yang sama akan diklasifikasikan sebagai suatu peningkatan dalam kepemilikan aset financial luar negeri, yaitu rekening bank debitor RI (yang didenominasi) dalam sterling merupakan suatu aset. memiliki aset dalam valuta asing sama seperti memberikan pinjaman jangka pendek kepada negara lain.
Ukuran-ukuran Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran dapat disusun dengan mengkombinasi pos-pos neraca pembayaran berikut :
1. Basic balance focus ; pada transaksi-transaksi yang dianggap penting bagi kesehatan ekonomis valuta. Basic balance menyeimbangkan neraca berjalan dan arus modal jangka panjang, namun tidak mengikutsertakan arus modal jangka pendek, seperti deposito deposito bank yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor temporer; kebijakan moneter jangka pendek, perubahan-perubahan dalam suku bunga dan antisipasi-antisipasi fluktuasi valuta. basic balance menekankan trend jangka waktu yang lebih panjang pada neraca pembayaran.
2.Net liquidity balance (neraca likuiditas neto) atau neraca keseluruhan meliputi : basic balance ditambah arus modal jangka pendek tidak likuid pihak swasta dan error and omission. Neraca Keseluruhan mengukur perubahan pinjaman pihak swasta domestik atau pinjaman pihak swasta domestik ke luar negeri yang dibutuhkan
Hal-17
untuk mempertahankan pembayaran dalam posisi equilibrium tanpa menyesuaikan cadangan devisa. arus modal swasta jangka pendek tidak likuid dan error and omission tercatat dalam neraca, sementara aset dan hutang likuid tidak dicatat (dikeluarkan).
3. Neraca transaksi cadangan devisa : menunjukkan penyesuaian cadangan devisa yang akan dibuat untuk mencapai equilibrium neraca. karena neraca pembayaran harus diseimbangkan, tiap perbedaan yang tidak dapat ditelusuri atas transaksi-transaksi tertentu dicatat dalam statistical discrepancy (selisih yang belum dapat diperhitungkan).
Transaksi barang dan jasa :
• Persamaan penghasilan nasional :
Y = C + I + G + ( X – M )
Keterangan :
Y = Penghasilan Nasional
C = Pengeluaran Konsumsi
I = Pengeluaran Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor
( X – M ) merupakan neraca pembayaran (netto). Apabila (X – M)
                                                                                                Hal-18
positip berarti ( C + I + G ) < Y, implikasinya bahwa suatu negara
menghasilkan lebih banyak dari yang digunakan sehingga kelebihan
dijual di luar negeri, ( X – M ) bernilai negatip berarti negara itu pengeluarannya lebih besar dari pada yang dihasilkan
Transaksi Modal terdiri:
a.Transaksi modal jangka pendek:
- Kredit untuk perdagangan dari negara lain (kredit)
-Kredit perdagangan kepada penduduk negara lain (debet)
-Deposit bank di LN (debet)
-Deposit bank dalam negeri milik penduduk negara lain (kredit)
-Pembelian surat berharga LN jk. pendek (debet)
-Penjualan surat berharga jk. pendek kpd penduduk LN (kredit)
b.Transaksi modal jangka panjang:
-Investasi langsung di luar negeri (transaksi debet )
-Investasi asing di dalam negeri (transaksi kredit ).
-Pembelian surat berharga jk. panjang penduduk LN (debet)
-Pembelian surat berharga jk. panjang DN oleh penduduk LN (kredit)

                                                                                                Hal-19
Transaksi Satu Arah ( Unilateral Transfer )
Transaksi satu arah adalah transaksi yang tidak menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran. Exp: hadiah(gift) , bantuan (aid)
-Negara memberi bantuan atau hadiah ke negara lain (debet)
-sebaliknya
Selisih Perhitungan (Errors and Omissions)
Rekening ini merupakan rekening penyeimbang apabila transaksi – transaksi
kredit tidak persis sama dengan nilai transaksi – transaksi debet.
Lalu Lintas Moneter
Transaksi ini sering disebut “ accommodating” , sebab transaksi yang timbul
akibat dari adanya transaksi lain.
Transaksi lain ini sering disebut dengan “ autonomous “ sebab transaksi ini timbul
dengan sendirinya, tanpa dipengaruhi transaksi lain.
Masalah Dalam Analisis Neraca Pembayaran
Tujuan analisi neraca pembayaran sangat berbeda –
                                                                                                                                                                                                            Hal-20
beda dan perbedaan ini menentukan pola analisanya.
Beberapa masalah atau kekeliruan yang sering timbul
dalam analisa neraca pembayaran antara lain : Seringkali saling mengabaikan hubungan antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain
  1. Surplus Transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya deficit dianggap jelek.
  1. Keputusan untuk memberi bantuan (Aid) seharusnya lebih didasarkan pada kekuatan ekonomi negara secara keseluruhan.
Komponen Neraca Pembayaran : neraca pembayaran dapat dipecah ke dalam beberapa kategori yaitu; transaksi berjalan (current account), neraca modal (capital account), dan cadangan devisa negara (official reserves account) .
1. Transaksi berjalan (current account). : Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran jangka pendek (mencatat transaksi ekspor-impor barang dan jasa), yang meliputi :
a. ekspor dan impor barang-barang dan jasa ekspor barang-barang dan jasa yang diperlakukan sebagai kredit impor barang-barang dan jasa diperlakukan kembali sebagai debit
b. net investment income tingkat bunga dan dividen diperlakukan sebagai jasa karena merepresentasikan pembayaran untuk penggunaan modal.                                                                                              Hal-21
c. net transfer (transfer unilateral)
meliputi bantuan luar negeri, pemberian-pemberian dan pembayaran lain antar pemerintah dan antar pihak swasta. net transfer bukan merupakan perdagangan barang dan jasa. Atau dengan kata lain transaknsi berjalan merangkum aliran dana antara satu negara tertentu dengan seluruh negara lain sebagai akibat dari pembelian barang-barang atau jasa, provisi income atas aset finansial, atau transfer unilateral (misalnya bantuan bantuan antar pemerintah dan antar pihak swasta). Transaksi berjalan merupakan ukuran posisi perdagangan intenasional yang luas. Defisit transaksi berjalan menjelaskan arus dana yang keluar suatu negara lebih besar dari dana-dana yang diterimanya.
Komponen transaksi berjalan meliputi neraca perdagangan dan neraca barang dan jasa. Transaksi berjalan umumnya digunakan untuk menilai neraca perdagangan. neraca perdagangan secara sederhana merupakan selisih/perbedaan antara ekspor dan impor. Jika impor lebih tinggi dari ekspor, maka yang terjadi adalah defisit neraca perdagangan.
Sebaliknya, jika ekspor lebih tinggi dari impor, yang terjadi adalah surplus. Sedangkan Neraca Jasa adalah neraca perdagangan ditambah jumlah pembayaran bunga kepada para investor luar negeri dan penerimaan dividen dari investasi di luar negeri, serta penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan pariwisata dan transaksitransaksi ekonomi lainnya.
2. Neraca Modal (Capital Account) : Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang mencerminkan perubahan-perubahan dalam kepemilikan aset jangka pendek dan jangka panjang (seperti saham, obligasi dan real estate) suatu negara, Yang meliputi :       Hal-22
a. Arus modal keluar tercatat sebagai debit karena suatu negara membeli asset berharga dari pihak asing (luar negeri).
b. Transaksi-transaksi neraca modal diklasifikasi sebagai investasi portfolio, langsung atau jangka pendek.
Untuk dapat membeli aset luar negeri diperlukan valuta asing, dengan demikian arus modal neto menggambarkan demand terhadap valuta asing. Nilai valuta asing ditentukan oleh demand valas untuk membeli barang-barang dan jasa dan demand terhadap valas untuk membeli aset. Neraca Modal adalah ukuran investasi jangka pendek dan jangka panjang suatu negara, termasuk investasi langsung luar negeri dan investasi dalam sekuritas.
3. Cadangan Devisa Negara (Official Reserves Account) : Mengukur perubahan-perubahan dalam cadangan internasional yang dimiliki oleh otoritas keuangan suatu negara. Hal ini mencerminkan surplus atau defisit transaksi-transaksi ekonomi neraca berjalan dan meraca modal suatu negara yang dihasilkan dengan cara mencari nilai selisih (netting) dari cadangan aset dan cadangan hutang. Cadangan devisa terdiri dari :
a) Cadangan internasional yang terdiri dari emas dan aset luar negeri yang dapat diperdagangkan.
b) Peningkatan dalam tiap aset tercatat sebagai debit
c) Penurunan cadangan aset tercatat sebagai kredit

Hal-23
Pendapatan perkapita adalah :
besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PBD perkapita . Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
Dan Pendapatan per kapita Indonesia pada 2008 mengalami peningkatan dibanding 2007 lalu. Badan Pusat Statistik mencatat sebesar Rp 21,7 juta atau setara dengan US$ 2.271,2 per orang per tahun. “Ini meningkat cukup besar 23,6 persen jika dibandingkan tahun 2007 sebesar Rp 17,5 juta atau setara US$ 1.942,1. Angka ini merupakan PDB total dibagi jumlah penduduk dibagi rata-rata kurs tahun 2008,”
Neraca Perdagangan, Neraca Pembayaran, Kurs Valuta Asing dan Kegiatan Perekonomian Terbuka

2.1. Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan (ekspor-impor, terkadang dilambangkan NX) adalah perbedaan antara nilai moneter dari ekspor dan impor barang dalam perekonomian dari waktu ke waktu
Setiap Transaksi keuangan harus dicatat, begitupula dengan transaksi keuangan dalam perdagangan internasional.Kegiatan utama perdagangan internasional mencakup ekspor dan impor.Antara ekspor dan impor, dapat dibuat suatu nerca yang menggambarkan tingkat
Hal-24
ekspor dan impor suatu Negara. Melalui neraca tersebut dapat dilihat apakah suatu negara mendapatkan laba (dalam bentuk cadangan devisa) atau tidak.
Suatu negara dikatan mendapatkan laba dari perdagangan internasional jika nilai ekspornya lebih besar daripada nilai impor (keadaan ini biasanya disebut dengan istilah neraca perdagangan aktif)
Jadi, Pengertian neraca perdaganga internasional (balance of trade) adalah Neraca yang menggambarkan nilai dari transaksi ekspor dan impor barang suatu negara dalam perdagangan internasional.
Nilai nominal dalam neraca perdagangan internasiona biasanya dinyatakan dalam satuan dollar AS. Sama seperti  APBN, pencatatan neraca perdagangan internasional dilakukan dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun).
Neraca perdagangan internasional di negara indonesia dibedakan menjadi dua kategori, yaitu ekspor/ impor migas dan ekspor/ impor nonmigas.
Cara penggolongan akun neraca perdagangan internasional yaitu:
-            Ekspor dicatat disebelah kredit.
-            Impor dicatat disebelah debit.

2.1.2. Teori  Perdagangan Internasional, Teori Keuangan Mutlak dan Komparatif
Keyakinan bahwa perdagangan internasional memberikan sumbangan yang positif terhadap kegiatan ekonomi negara telah melandasi munculnya berbagai teori dari ahli-ahli ekonomi tentang perdagangan internasional.
Terdapat banyak teori tentang perdagangan internasional, beberapa diantaranya :
1.      Teori keunggulan mutlak (absolut)                             Hal-25
Dikemukakan oleh Adam smith. Keuntungan mutlak adalah keuntungan yang diperoleh suatu negara, karena negara tersebut mampu memproduksi barang dengan biaya lebih murah dibandingkan dengan negara lain. Menurut teori ini, bila harga dari jenis barang yang sama tidak berbeda anatar negara maka tidak alasan untuk melakukan perdagangan internasional.
Contoh :
Negara
Produksi
Perbandingan dasar tukar dalam (DTDN)
Kain
TV
Kain/ TV
TV/ Kain
Indonesia
90
60
90/60= 1,5
60/90= 0,67
Belanda
50
100
50/100=0,5
100/50=2

Dari tabel diatas, Indonesia punya keunggulan mutlak dalam produksi kain, sedangkan keunggulan mutlak belanda dalam produksi tv.

2.    Teori keunggulan komparatif.
Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage)merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo pada tahun 1817.Teori keunggulan komparatif melihat keuntungan atau kerugian dari perdagangan internasional dalam perbandingan relatif.Hingga saat ini, teori keunggulan komparatif merupakan dasar utama yang menjadi alasan negara melakukan perdagangan internasional.
Dapid Ricardo berpendapat bahwa meskipun suatu negara mengalami kerugian mutlak (dalam artian tidak mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi kedua jenis barang bila dibandingkan dengan negara lain), namun perdagangan internasional yang saling
                                                                                                                                                                                                            Hal-26
menguntungkan kedua belah pihak masih dapat dilakukan, asal negara tersebut melakukan spesialisasi produksi terhadap barang yang dimiliki biaya relatif terkecil dari negara lain.
Dalam menggunakan teori keunggulan komparatif, kita akan berpijak pada asumsi berikut :
-          Perdagangan melibatkan dua negara
-          Ada dua barang berbeda yang diperdagangkan
-          Berlaku teori nilai tenaga kerja, yaitu nilai atau harga suatu barang dapat dihitung dari jumlah waktu (jamkerja) tenaga kerja yang dipakai dalam memproduksi barang tersebut.
Contoh :
Negara
Jumlah jam kerja persatuan unit
Perbandingan efisiensi tenaga kerja
Kemeja
sepatu
kemeja
sepatu
Indonesia
1
2
1/4
2/3
Malaysia
4
3
4
3/2

Dari tabel diatas, indonesia mempunyai keunggulan komparatif dalam produksi kemeja, sedangkan malaysia masih punya kesempatan memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional jika berspesialisasi dalam produksi sepatu.
Dasar pemikiran Ricardo mengenai penyebab terjadinya perdagangan antar negara pada prinsipnya sama dengan dasar pemikiran dari adam smith, namun berbeda pada cara pengukuran keunggulan suatu negara, yakni dilihat komparatif biayanya, bukan perbedaan absolutnya. Jadi, beda dari kedua teori diatas terletak pada  biaya mutlak dan biaya relatif untuk memproduksi barang/ jasa.


                                                                                                Hal-27
2.1.3. Konsep devisa bagi negara dalam perdagangan internasional
Perdagangan internasional yang kegiatan umumnya yaitu ekspor-impor dilakukan dengan menggunakan mata uang asing (biasanyan dalam bentuk US$ dan Euro). Ekspor menghasilkan pemasukan devisa dalam bentuk valuta asing yang selanjutnya dapat digunakan untuk membiayai impor, sedangkan impor mengeluarkan devisa.
Devisa sangat penting bagi suatu negara untuk kegiatan impor barang/jasa, selanjutnya barang/jasa yang diimpor tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan. Karena itu, sektor ekspor harus selalul ditingkatkan. Persediaan devisa negara akan terkuras untuk membiayai impor bila tanpa diimbangi dengan adanya ekspor.
Devisa (foreign exchange) adalah alat pembayaran yang diakui secara internasional. Devisa dapat berupa :
1.    Valas (mata uang asing)
2.    Emas (dalam bentuk batangan dengan kadar 24 karat)
3.    Bill of exchange atau wesel, yaitu surat perintah dari nasabah kepada banknya untuk meakukan pembayaran sejumlah uang tertentu.
4.    Traveller Cheque, yaitu cek khusus untuk digunakan dalam perjalanan biasanya untuk turis dan dapat dicairkan pada bank-bank yang ditunjuk di negara yang dituju.
Suatu negara dapat memperoleh devisa dari kegiatan perdagangan internasional, yaitu dengan cara mengekspor barang/jasa ke luar negeri, bea masuk barang-barang impor, dan transfer penghasilan.
Fungsi devisa bagi suatu negara yaitu :
Devisa dapat digunakan untuk membiayai pembangunan, membiayai impor, dan menyeimbangkan neraca pembayaran agar tidak mengalami defisit sehingga perekonomian di dalam negeri stabil.                                                                            Hal-28
Total valuta asing yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta dari suatu negara disebut sebagai cadangan devisa. Cadangan devisa dapat diketahui dari posisi balance of payment (BOP) atau neraca pembayaran internasionalnya.
Cadangan devisa suatu negara biasanya dikelompokan atas cadangan devisa resmi dan cadangan devisa nasional.
a.    Cadangan devisa resmi, yaitu cadangan devisa yang dimiliki oleh negara (pemerintah). Cadangan devisa ini dikelola, dikuasai, diurus, dan ditatausahakan oleh Bank sentral.
b.    Cadangan devisa nasional, yaitu seluruh devisa yang dimiliki oleh perorangan, badan atau lembaga, terutama perbankan yang secara moneter merupakan kekayaan nasional (termasuk bank umum nasional)

2.1.4. Hambatan (Kebijakan) Perdagangan Internasional
Setiap negara mempunyai kebijakan-kebijakan tersendiri untuk melindungi perekonomian dalam negeri mereka dari dampak negatif persaingan yang ditimbulkan dalam perdagangan internasional.Perdagangan internasional memungkinkan masuknya barang-barang dan jasa dari luar negeri ke dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat suatu kebijakan perdagangan internasional
Jika barang dan jasa dari luar negara lebih banyak dan lebih diminati oleh masyarakat dibandingkan produk dalam negeri, maka hal itu akan berdampak buruk bagi perekonomian dalam negeri.
Kebijakan tersebut memang disatu sisi dapat menguntungkan suatu negara, tapi sekaligus juga dapat merugikan negara lain. Karena itu juga sebagai hambatan dalam perdagangan internasional.Dalam perdagangan bebas, hambatan-hambatan tersebut tidak ada.     Hal-29
Macam-macam kebijakan Perdagangan Internasional yang bisa dilakukan pemerintah :

1.    Tarif/ Bea masuk
Pemerintah menetapkan kebijakan bahwa setiap barang yang diimpor harus membayar pajak, yang dikenal sebagai tarif atau bea masuk.
Tujuan penetapan tarif atau bea masuk ini adalah sebagai berikut :
a.    Menghambat impor barang-barang/jasa luar negeri
b.    Melindungi barang/ jasa produksi dalam negeri.
Pajak atau bea masuk akan menambah harga jual suatu barang/ jasa impor, sehingga diharapkan harga barang produksi dalam negeri akan lebih murah dari harga barang produksi luar negeri yang diimpor tersebut. Hal ini dapat melindungi barang/ jasa dalam negeri karena lebih murah dan lebih bisa bersaing untuk memperebutkan pelanggan.
c.    Menambah pendapatan pemerintah dari pajak

2.    Kuota
Pengertian kuota adalah suatu kebijakan untuk membatasi jumlah maksimum yang dapat diimpor
3.    Larangan Ekspor
4.    Larangan Impor
5.    Subsidi
Agar produksi didalam negeri dapat ditingkatkan maka pemerintah memberikan subsidi kepada produsen dalam negeri. Subsidi yang diberikan dapat berupa mesin-mesin, peralatan, tenaga ahli, keringanan pajak, fasilitas kredit, dll
6.    Politik dumping
Dumping adalah salah suatu kebijakan perdagangan
                                                                                    Hal-30
 internasional dengan cara menjual suatu komoditi di luar negeri
dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga yang di jual di dalam negeri. Namun, pelaksanaan politik dumping dalam praktek perdagangan internasional dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji (unfair trade) karena dapat merugikan negera lain.
7.    Diskriminasi harga
8.    Premi.
Premi adalah “bonus”yang berbentuk sejumlah uang yang disediakan pemerintah untuk para produsen yang berprestasi atau mencapai target produksi yang ditetapkan pemerintah.

2.2. Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu. Suatu neraca pembayaran dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu neraca berjalan dan neraca modal.
2.2.1 Neraca Berjalan
Neraca Berjalan mencatat :
a.    Ekspor dan Impor barang tampak
b.    Ekspor dan Impor jasa (barang tak tampak)
c.    Pembayaran pindahan netto ke luar negeri

2.2.1a. Nilai Ekspor dan Impor Barang Tampak
            Transaksi ini meliputi hasil-hasil sektor pertanian, barang-barang produksi industri, dan barang-barang yang diproduksikan oleh sektor pertambangan dan berbagai jenis ekspor dan impor barang tak
                                                                                                Hal-31
tampak lainnya.Neraca yaitu perbedaan diantara ekspor dan impor dari perdagangan tampak- yaitu perdagangan dalam barang-barang tampak, dinamakan neraca perdagangan.Apabila nilai neraca itu positif, berarti ekspor barang-barang tampak adalah melebihi impornya, Sebaliknya apabila negatif maka impor melebihi ekspor.
2.2.1b Nilai Ekspor dan Impor Barang-barang Tak Tampak
Transaksi ini meliputi pembayaran biaya pengangkutan dan asuransi dari barang-barang tampak yang diekspor atau diimpor, perbelanjaan para pelancong, dan pendapatan investasi (yang meliputi keuntungan, bunga keatas modal yang diinvestasikan, dan deviden).Neraca perdagangan tak tampak yaitu nilai bersih ekspor dan impor jasa-jasa dinamakan neraca jasa. Nilai neraca jasa sesuatu negara, yang positif berarti negara tersebut lebih banyak menjual jasa-jasanya ke luar negeri dari membelinya dari negara-negara lain. Apabila nilai negatif berarti bahwa negara tersebut lebih banyak membeli jasa pihak-pihak luar  dari menjual jasanya ke luar negeri.

2.2.1c. Pembayaran Pindahan
Ini meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta.Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu “membayar”dalam bentuk uang/ jasa.Contoh-contoh dari pembayaran pindahan adalah bantuan uang suatu negara Arab ke Afganistan, atau bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke penderita kelaparan di Afrika. Mengirim uang untuk membiayai perjalanan anak-anak bersekolah di luar negeri

2.2.2. Neraca Modal
Neraca modal meliputi dua golongan yaitu aliran modal jangka panjang dan aliran modal keuangan swasta                                Hal-32

2.2.2a Aliran Modal jangka Panjang
Aliran Modal jangka Panjang meliputi aliran modal resmi dan investasi langsung oleh pihak swasta ke negara-negara lain. Aliran modal resmi adalah pinjaman dan pembayaran diantara badan-badan pemerintah disuatu negara dengan negara-negara lain. Sedangkan investasi langsung swasta adalah penanaman modal langsung, yaitu investasi berupa mendirikan perusahaan-perusahaan terutama perindustrian.Modal yang dibelanjakan diperoleh dari negara asal perusahaan tersebut.Perbedaan diantara modal jangka panjang yang diterima dari luar negeri dengan modal jangka panjang yang dibayar ke luar negeri dinamakan neraca modal jangka panjang.Apabila nilai positif, keadaan ini berarti lebih banyak modal jangka panjang yang diterima dari luar negeri dari yang dibayarkan ke luar negeri.Aliran seperti itu membantu memperkukuh neraca pembayaran.Disamping itu aliran modal jangka panjang dapat meningkatkan perbelanjaan pembangunan pemerintah dan investasi sektor swasta.

2.2.2b. Modal Swasta dan Kesilapan Ketinggalan
            Dua akun penting lain dalam neraca pembayaran meliputi akun “modal swasta”dan “kesilapan dan ketinggalan”. Yang dimaksud modal swasta adalah aliran-aliran modal dalam bentuk tabungan atau investasi keuangan yang dapat dengan cepat ditukarkan kembali kepada valuta yang asal atau valuta lainnya.Aliran keuangan ini selalu dinamakan juga sebagai “hot money”. Dinamakan demikian karena dana tersebut dapat mengalir dari suatu negara ke negara lain dengan mudah dan dalam waktu yang cepat. Uang tersebut biasanya meliputi uang yang diinvestasikan di pasaran uang dan pasaran modal untuk memperoleh keuntungan dari investasi tersebut.Pembelian saham-saham domestik oleh suatu perusahaan “mutual fund” di New York merupakan salah satu contoh dari aliran masuk modal swasta.    Hal-33
            Akun kesilapan dan ketinggalan merupakan akun yang menaksir besarnya aliran uang yang tidak dicatat.Dalam setiap neraca pembayaran perlu ada akun kesilapan dan ketinggalan untuk memastikan agar perhitungan aliran ke luar dan aliran masuk adalah seimbang.Misalnya anda membawa uang Rp. 100 ribu, ketika anda hitung sisa uang setelah dibelanjakan, sisanya adalah Rp. 40 ribu.Akan tetapi dalam ingatan anda yang dibelanjakan hanyalah Rp. 50 ribu. Berarti anda tidak mengetahui bagaimana uang sebanyak  Rp. 10 ribu lagi digunakan. Dalam neraca pembayaran kesalahan yang seperti ini dicatat dalam akun “kesilapan dan ketinggalan”

2.3. Cadangan Valuta Asing
Aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke dalam suatu negara pada suatu waktu tertentu biasanya berbeda dengan aliran ke luar untuk pembayaran dan investasi ke luar negeri.Perbedaan di antara keduanya dinamakan “neraca keseluruhan”. Apabila neraca keseluruhan bernilai positif, artinya adalah: aliran pembayaran dan investasi ke sesuatu negara melebihi aliran yang sama ke negara-negara lain. Dengan demikian, sebaliknya, nilai negatif menggambarkan bahwa aliran ke luar melebihi aliran yang masuk.
Dalam keadaan di mana suatu negara lebih banyak membuat pembayaran ke luar negeri kalau dibandingkan dengan penerimaannya, maka bank sentral harus mengurangi cadangan valuta asingnya untuk melakukan pembayaran tersebut. Sebaliknya, apabila yang diterima dari negara-negara lain adalah lebih banyak dari yang harus dibayar, maka cadangan valuta asing akan bertambah. Dalam informasi mengenai “perubahan dalam cadangan bank sentral”, yang ditunjukkan adalah (i) jumlah perubahan cadangan tersebut dalam satu tahun tertentu, dan (ii) banyaknya jumlah perubahan dari tiap-tiap jenis harta bank sentral.                                                                             Hal-34
2.3.1 Neraca Pembayaran Selalu Seimbang
Neraca pembayaran akan selalu seimbang, yaitu aliran uang dan modal ke luar negeri adalah sama dengan aliran uang dan modal yang masuk ke negara tersebut. Ini tidak berarti bahwa neraca berjalan selalu dalam keadaan seimbang, dan begitu pula neraca modal selalu dalam keadaan seimbang.Yang menyebabkan neraca pembayaran yang selalu seimbang adalah: ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal akan diseimbangkan oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral.
Contoh :
i.              Neraca berjalan                               +          40
ii.            Nercaca modal jangka panjang        +          20
iii.         Modal keuangan swasta                     -           30
NERACA KESELURUHAN                        +          30
iv.           Perubahan cadangan mata
uang asing bank sentral                       -           30
Contoh di atas menggambarkan bahwa dalam neraca berjalan terdapat surplus sebanyak Rp 40 triliun dan aliran modal jangka panjang memperoleh surplus sebanyak Rp. 20 triliun.Dalam aliran modal keuangan swasta terdapat defisit sebanyak Rp. 30 triliun, dan ini menyebabkan neraca keseluruhan hanya memperoleh surplus sebanyak Rp. 30 triliun. Surplus dalam neraca keseluruhan berarti: negara itu menerima Rp. 30 triliun dari negara-negara lain. Ini menyebabkan cadangan valuta asing bank sentral bertambah dengan jumlah yang sama. Akibat dari pertambahan cadangan ini maka neraca pembayaran telah menjadi seimbang, yaitu aliran uang dan modal yang masuk dan keluar adalah telah sama banyaknya. ( Catatan: dalam neraca pembayaran tanda negatif (-) dalam perubahan cadangan valuta asing menggambarkan pertambahan cadangan, dan tanda positif (+) berarti pengurangan cadangan valuta asing bank sentral).                        Hal-35
2.4.        Neraca Perdagangan dan Pembayaran Indonesia
Setiap negara, walaupun menggunakan prinsip yang sama seperti yang telah diterangkan dalam bagian sebelum ini dalam menyusun data neraca pembayaran, membuat klasifikasi yang agak berbeda dalam mengemukakannya. Di indonesia neraca pembayaran disusun seperti yang di tunjukan pada tabel dibawah
Data yang dikemukakan adalah untuk tahun 1996/97, yaitu tahun sebelum krisis moneter melanda Indonesia, dan tahun 2000/01.Data tersebut dapat memberi gambaran kasar tentang bagaimana bentuk hubungan ekonomi Indonesia dengan negara-negara lain sebelum dan sesudah krisis moneter. Susunan neraca pembayaran ini dapat dibedakan kepada tiga golongan mutasi keuangan yaitu: (i) transaksi berjalan, (ii) transaksi modal, dan (iii) selisih perhitungan.

2.4.1 Transaksi Berjalan

Data ini dibedakan kepada dua golongan: ekspor dan impor barang, dan ekspor-impor neto jasa-jasa. Seterusnya setiap golongan data ini dibedakan pula kepada ekspor dan impor Non-Migas dan Migas. Pada tahun 1996/97 ekspor Indonesia berjumlah US$65,4 milyar pada tahun 2000/01. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh perkembangan ekspor Non-Migas-yaitu dari US$39,3 milyar pada tahun 1996/97 menjadi US$ 50,3 milyar pada tahun 2000/01. Ekspor Migas hanya mengalami kenaikan sebanyak kurang lebih US$2,3 milyar dan pertambahan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan ekspor gas alam.
Dalam periode yang sama impor merosot dari US$ 45,8 milyar menjadi US$ 40,4 milyar dan penurunan ini terutama disebabkan oleh
     Hal-36
pengurangan impor Non-Migas, yaitu dari US$41,1 milyar kepada US$34,4 milyar. Sedangkan impor Migas mengalami kenaikan (dari US$ 4,7 milyar menjadi hampir US$ 6 milyar).
Perkembangan ekspor dan impor seperti yang diterangkan di atas menyebabkan dalam periode di atas neraca perdagangan mengalami perbaikan yang sangat signifikan, yaitu surplusnya meningkat dari US$ 6,2 milyar menjadi US$ 25,0 milyar. Perbaikan dalam neraca perdagangan ini menimbulkan efek yang positif terhadap neraca transaksi berjalan yang mengalami defisit dalam tahun 1996/7 (sebanyak lebih dari US$8 bilion) tetapi mengalami surplus pada tahun 2000/01 (sebanyak hampir US$8 milyar). Defisit ekspor dan impor jasa netto meningkat dari US$14,3 milyar menjadi US$17,1 milyar.

2.4.2. Transaksi Modal dan Selisih Perhitungan
Transaksi berjalan memberikan gambaran tentang nilai transaksi yang diakibatkan oleh kegiatan perdagangan barang dan jasa.Dengan demikian data yang ditunjukkan menggambarkan nilai barang (seperti karet, minyak, hasil industri manufaktur) dan jasa (seperti pelancongan, keuntungan dari investasi di luar negeri dan biaya pengangkutan) yang diperdagangkan. Sedangkan transaksi modal menggambarkan aliran ke luar masuk modal di antara Indonesia dengan negara-negara lain.
Transaksi modal, Data transaksi modal dibedakan kepada dua kelompok: nilai neto aliran modal kepada pemerintah, dan nilai neto aliran swasta. Berbeda dengan perkembangan dalam neraca perdagangan, yang menunjukkan arah aliran (trend) yang cukup memprihatinkan.


     Hal-37
Data yang ditunjukkan memberikan gambaran berikut :
i.              Pinjaman pemerintah semakin meningkat dan pembayaran uang semakin merosot Pada tahun 1996/97 penerimaan
            pinjaman pemerintah berjumlah hampir US$5,3 milyar dan meningkat menjadi US$7,5 milyar pada tahun 2000/01. Sedangkan pelunasan hutang merosot dari US$ 6,1 milyar menjadi US$ 4,3 milyar.
ii.            Aliran modal swasta menunjukkan gambaran yang lebih suram. Pada tahun 1996/97 aliran masuk neto modal swasta mencapai US$13,5 milyar dan terdiri dari lebih US$ 6,5 milyar aliran penanaman modal langsung dan hampir US$ 6,6 milyar aliran modal lainnya. Arah alirannya (trend-nya) menjadi terbalik pada tahun 2000/01, yaitu aliran modal neto mengalami defisit hampir sebesar US$ 10 milyar penanaman modal langsung dan sebesar US$ 5,4 milyar dalam defisit aliran modal lainnya.
iii.        Perkembangan aliran modal yang diterangkan dalam (i) dan (ii) menggambarkan pembalikan total terhadap trend aliran modal ke Indonesia. Pada tahun 1996/97, aliran masuk neto (yang merupakan gabungan aliran neto modal pemerintah dan modal swasta) berjumlah US$ 12,7 milyar. Pada tahun 2000/01 aliran neto modal telah mengalami defisit sebesar hampir US$ 6,8 milyar.
Selisih perhitunganNilai selisih penghitungan meningkat dari US$ 701 juta menjadi lebih dari US$ 3,8 milyar. Pertambahan ini menggambarkan aliran modal yang tidak dicatat semakin meningkat dan jumlahnya cukup besar.


    Hal-38
2.5. Neraca Keseluruhan
Neraca keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang dicatat di ketiga kelompok transaksi, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal, dan selisih perhitungan.Walaupun aliran modal dan ekspor dan impor jasa menggambarkan keadaan yang kurang menggalakkan dan memprihatinkan neraca keseluruhan masih menunjukkan gambaran yang semakin membaik.Surplus neraca keseluruhan meningkat dari hampir US$ 4 milyar menjadi lebih US$ 5 milyar.
Faktor utama yang menyebabkan arah aliran yang menggalakkan tersebut adalah pembaikan dalam neraca perdagangan, yang telah mengalami peningkatan yang sangat besar.Surplus neraca perdagangan yang besar tersebut mampu menutupi defisit dalam neraca perdagangan jasa dan defisit dalam aliran modal.Surplus yang besar dalam neraca perdagangan menyebabkan pula perubahan neraca transaksi berjalan dari defisit menjadi surplus.
Data neraca pembayaran tahun 2000/01 menunjukkan walaupun neraca keseluruhan dalam keadaan surplus, akan tetapi kedudukannya kurang kukuh. Apabila perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat kembali, impor akan mengalami kenaikan yang pesat. Begitu juga ekspor-impor jasa neto defisitnya akan semakin meningkat. Seterusnya pengaliran modal pemerintah (yaitu kecondongan pemerintah untuk meminjam dari negara lain) belum tentu dapat dikurangi. Apabila hal-hal yang dinyatakan ini berlaku, kedudukan neraca pembayaran yang kukuh hanya mungkin berlaku apabila neraca perdagangan dan aliran modal swasta semakin bertambah kukuh. Menciptakan hal tersebut merupakan tanggung jawab kita bersama: pemerintah, administrasi pemerintahan, pengusaha dan juga masyarakat pada umumnya. Sebagai contoh, aliran modal bukan saja memerlukan kestabilan politik dan sosial
      Hal-39
masyarakat.Seterusnya neraca perdagangan yang bertambah baik memerlukan perkembangan ekspor yang pesat.Di samping para pengusaha perlu berusaha ke arah itu, dorongan sangat diperlukan.

2.6. Kaitan Antara Neraca Perdagangan Internasional dengan Neraca Pembayaran Internasional
Perdagangan internasional melibatkan berbagai transaksi ekonomi antara suatu negara dengan negara lain. Transaksi ekonomi tersebut kemudian dicatat dalam bentuk neraca.Neraca perdagangan internasional merupakan salah satu komponen penting dalam neraca pembayaran internasional.
Disebut sebagai neraca perdagangan internasional karena pada neraca perdagangan internasional ada dua sisi yaitu sisi ekspor dan impor yang kemudian dilihat sisi mana yang lebih besar, apakah ekspornya atau impornya?Kalau nilai ekspor lebih tinggi berarti dikatakan neraca perdagangannya aktif atau mengalami surplus. Sebaliknya jika nilai impor lebih tinggi daripada ekspor maka disebut neraca perdagangan intrnasional yang pasif (mengalami defisit)
Ruang lingkup neraca pembayaran internasional lebih besar dibandingkan neraca perdagangan internasional. Neraca pembayaran internasional (balance of payment/ BOP) adaah suatu catatan dalam periode tertentu (biasanya satu tahun) tentang seluruh transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Transaksi ekonomi yang dimaksud diantaranya : perdagangan barang, jasa dan modal
2.7. Kurs Valuta Asing
Tingkat perekonomian suatu negara dibandingkan dengan negara lain dapat dilihat dari perbandingan antara mata uang dalam
  Hal-40
negeri yang bersangkutan dan mata uang luar negeri. Semakin tinggi nilai tukar (kurs) mata uang suatu negara, semakin berharga pula mata uang tersebut untuk digunakan dalam perdagangan internasional.
Ada dua macam kurs, yaitu kurs beli dan kurs jual.Kurs jual artinya harga penjualan valuta asing oleh Bank, sedangkan kurs beli artinya harga pembelian valuta asing oleh bank.
Untuk menukarkan mata uang dalam negeri dengan mata uang asing, seseorang harus datang ke bank devisa, ditempat penukaran resmi valuta asing (authorized money changer) atau makelar valuta asing (exchange brokers)
Bank yang merupakan tempat penukaran mata uang disebut bank devisa. Penentuan kurs jual dan kurs beli akan selalu dilihat dari sisi bank devisa. Antara kurs jual dan kurs beli selalu ada selisih. Selisih ini sengaja dibuat, karena selisih tersebut merupakan keuntungan bagi pihak bank devisa. Sedangkan bagi pelanggan, selisih tersebut dikenakan sebagai biaya dari transaksi. Kurs jual suatu mata uang akan selalu lebih tinggi dari kurs belinya
Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing juga dapat didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Pada dasarnya terdapat dua cara di dalam menentukan kurs valuta asing, yaitu:
  1. berdasarkan permintaan dan penawaran mata uang asing dalam pasar bebas
  2. ditentukan oleh pemerintah.
                                                                                                                                                                                                                   Hal-41

2.7.1. Penentuan Kurs dalam Pasar Bebas
Penduduk suatu negara meminta sesuatu mata uang asing dikarenakan untuk memungkinkan negara tersebut membeli barang dari negara lain. Salah satu alasannya yaitu karena barang yang ingin diimpor dari negara lain lebih murah dari yang diproduksi di dalam negeri.
2.7.2 Permintaan  dan Penawaran Mata Uang Asing
Kurs pertukaran valuta asing adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan apakah barang-barang yang diproduksi di negara lain lebih murah atau lebih mahal dari barang-barang yang diproduksi di dalam negeri.
Semakin tinggi harga suatu mata uang, semakin sedikit permintaan terhadap mata uang tersebut.Semakin rendah harga suatu mata uang, semakin banyak permintaan terhadap mata uang tersebut.Berbeda dengan permintaan.Semakin tinggi harga mata uang maka semakin banyak penawaran mata uang tersebut, semakin rendah harga mata uang semakin sedikit penawaran mata uang tersebut.
2.7.3. Penentuan Harga Mata Uang Asing
Kurva permintaan keatas dolar adalah DD . Kurva tersebut yang berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah, berarti (i) Apabila harga dolar tinggi permintaan ke ata dolar adlah sedikit (pada kurs satu dolar = 250 Yen hanya satu billion dolar yang diminta), dan (ii) semakin rendah harga dolar semakin banyak kuantitas dolar yang diminta (misalnya, pada kurs satu dolar = 100 yen sebanyak 4 bilion dolar diminta oleh orang-orang Jepang).
Kurva SS adalah kurva penawaran ke atas mata uang dolar, dan dapat dilihat dalam gambar dibawah bahwa bentuk kurva tersebut adalah menaik darikiri ke bawah ke kanan atas.
      Hal-42
Kurva seperti ini
menggambarkan bahwa Apabila mata uang dolar rendah, penawaran
 dolar oleh orang-orang Amerika juga rendah (misalnya, pada kurs satu dolar =50 yen sebanyak 1 bilion dolar billion saja yang ditawarkan, dan (ii) apabila harga mata uang dolar tinggi, lebih banyak mata uang dolar akan ditawarkan (oleh orang-orang Amerika). Gambar dibawah menunjukan kurva DD dan SS berpotongan pada keadaan dimana harga tiap unit mata uang dolar adalah: satu dolar sama dengan 150 yen. Pada kurs pertukaran ini permintaan olar adalah sama dengan penawaran dolar, yaitu sebanyak 2,5 bilion dolar. Keadaan ini berarti kurs valuta asing adalah 1 dolar = 150 yen, dan kuantiti dolar yang diperjual belikan dalam pasaran mata uang adalah sebanyak 2,5 bilion. 

2.7.4. Penentuan Kurs Pertukaran oleh Pemerintah
Pemerintah dapat campur tangan dalam menentukan kurs valuta asing. Tujuannya adalah untuk memastikan kurs yang tidak akan menimbulkan efek yang buruk terhadap perekonomian. Kurs pertukaran yang ditetapkan pemerintah adalah berbeda dengan kurs yang ditentukan oleh pasar bebas. Besarnya perbedaan tersebut dibandingkan dengan yang berlaku di pasar bebas adalah bergantung kepada kebijakan dan keputusan pemerintah mengenai kurs yang paling sesuai untuk tujuan-tujuan pemerintah dalam menstabilkan dan mengembangkan perekonomian
Sebagai ilustrasi, kurs valuta asing antara dolar dan yen yang ditentukan oleh pasar bebas adalah  satu dolar sama dengan 150 yen. Pemerintah Jepang memandang bahwa kurs ini kurang sesuai, oleh sebab itu ditentukan bahwa kurs pertukaran adalah satu dolar sama dengan 250 yen. Kurs ini menggambarkan bahwa harga yen dinilai
       Hal-43
terlalu rendah dari yang akan ditetapkan oleh pasar bebas, yaitu pemerintah menetapkan harga per unit dolar adalah 250 yen sedangkan di pasar bebas harga akan mencapai satu dolar sama dengan 150 yen.
Apabila harga suatu mata uang domestik ditetapkan oleh pemerintah pada tingkat yang lebih rendah dari yang ditentukan oleh pasar bebas, maka mata uang domestik dinamakan mata uang yang dinilai terlalu rendah (undervalued currency). Sedangkan apabila harga mata uang domestik ditetapkan pemerintah pada kurs yang lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pasar bebas, dinamakan mata uang yang dinilai terlalu tinggi (overvalued currency).

2.7.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs
Perubahan dalam permintaan dan penawaran suatu valuta yang selanjutnya menyebabkan perubahan dalam kurs valuta disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
  1. Perubahan dalam Citarasa Masyarakat
            Citarasa masyarakat mempengaruhi corak konsumsi mereka. Maka perubahan citarasa masyarakat akan mengubah corak konsumsi mereka terhadap barang-barang yang diproduksi di dalam negeri maupun yang diimpor. Perbaikan kualitas barang-barang dalam negeri menyebabkan keinginan mengimpor berkurang dan dapat pula menaikkan ekspor.Sedangkan perbaikan kualitas barang-barang impor menyebabkan keinginan masyarakat untuk mengimpor bertambah besar.
  1. Perubahan Harga Barang Ekspor dan Impor
            Harga suatu barang merupakan salah satu faktor penting yang menentukan apakah suatu barang akan diimpor atau diekspor. Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga yang relatif murah
       Hal-44
akan menaikan ekspor dan apabila harganya naik maka ekspornya berkurang. Pengurangan harga barang impor akan menambah jumlah impor dan sebaliknya, kenaikan harga barang impor akan mengurangi impor.
  1. Kenaikan Harga Umum (Inflasi)
Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan nilai sesuatu valuta asing. Kecenderungan seperti ini disebabkan efek inflasi berikut: 1. inflasi menyebabkan harga-harga di dalam negeri lebih mahal dari harga-harga di luar negeri dan oleh sebab itu inflasi berkecenderungan menambah impor, 2. inflasi menyebabkan harga-harga barang ekspor menjadi lebih mahal, oleh karena itu inflasi berkecenderungan mengurangi ekspor. Keadaan 1 menyebabkan permintaan terhadap valuta asing bertambah, dan keadaan 2 menyebabkan penawaran terhadap valuta asing berkurang, maka harga valuta asing akan bertambah.
  1. Perubahan Suku Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi
            Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting peranannya dalam mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar negeri. Sedangkan suku bunga tingkat pengembalian invesasi yang tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk ke negara itu. Apabila lebih banyak modal mengalir ke suatu negara, permintaan terhadap mata uangnya bertambah, maka nilai mata uang tersebut bertambah. Nilai mata uang suatu negara akan merosot apabila lebih banyak modal negara dialirkan ke luar negeri karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi di negara-negara lain.

       Hal-45
  1. Pertumbuhan Ekonomi
Efek yang akan diakibatkan oleh suatu kemajuan ekonomi kepada nilai mata uangnya tergantung kepada corak pertumbuhan ekonomi yang berlaku. Apabila kemajuan itu terutama diakibatkan oleh perkembagan ekspor, maka permintaan terhadap mata uang negara itu bertambah lebih cepat dari penawarannya dan oleh karena itu nilai mata uang negara itu naik. Akan tetapi, apabila kemajuan tersebut menyebabkan impor berkembang lebih cepat dari ekspor, penawaran mata uang negara itu lebih cepat bertambah dari permintaannya dan oleh karenanya nilai mata uang negara tersebut akan merosot.

2.8. Kurs Pertukaran dan Neraca Pembayaran
Sistem kurs pertukaran yang ditentukan oleh mekanisme pasar berkecenderungan akan menyebabkan ketidakseimbangan yang terus menerus dalam neraca pembayaran, sedangkan kurs pertukaran yang ditetapkan oleh pemerintah berkecenderungan menimbulkan neraca pembayaran yang tidak seimbang.
2.8.1.Neraca Pembayaran dalam Sistem Kurs Tukaran Berubah Bebas
Sistem kurs berubah bebas berkecenderungan untuk menyeimbangkan neraca pembayaaran. Kurva DD menggambarkan permintaan penduduk Indonesia terhadap mata uang bath Thailand, kurva SS menggambarkan penawaran penduduk Thailand atas bath mereka. Dari persilangan kurva DD dan kurva SS maka diperoleh kurs 1baht=200 rupiah. Dari keadaan ini neraca pembayaran adalah seimbang.
Perubahan citarasa penduduk Thailand menyebabkan mereka ingin mengimpor lebih banyak barang dari Indonesia, perubahan ini menyebabkan penawaran bath bertambah dari SS menjadi S1S1.Akan tetapi permintaan Indonesia terhadap bath tetap.                        Hal-46
 Pada waktu yang sama, nilai bath yang merosot menyebabkan barang Thailand menjadi relatif lebih murah. Sebagai akibatnya impor Thailand dari Indonesia semakin bertambah diimbangi oleh pertambahan impor Indonesia dari Thailand. Akhirnya neraca pembayaran masih tetap seimbang

2.8.2 Neraca Pembayaran dalam Sistem Kurs Pertukaran Tetap
Kurva SS menggambarkan jumlah dolar yang ditawarkan oleh penduduk Amerika Serikat kepada penduduk Indonesia.Kurva DD menggambarkan permintaan penduduk Indonesia terhadap dolar US. Apabila kurs pertukaran ditentukan oleh pasar bebas, setiap unit dolar US adalah sama dengan Rp 10.000.berdasarkan beberapa pertimbangan, misalkan pemerintah Indonesia menentukan bahwa kurs pertukaran antara dolar US dan rupiah adalah satu US sama dengan Rp 12.500. ditinjau dari sudut pandang Indonesia nilai tukar yang ditetapkan pemerintah lebih rendah dari yang ditentukan oleh pasar bebas, keadaan ini dinamakan mata uang yang dinilai terlalu rendah atau undervalued. Keadaan sebaliknya dinamakan mata uang yang dinilai terlalu tinggi atau overvalued.
Apabila kurs perukaran yang ditetapkan 1USD = Rp 12.500, maka akan terjadi ketidakseimbangan permintaan dan penawaran dolar. Pada kurs pertukaran tersebut Qb dolar Us ditawarkan penduduk Amerika segangkan Qa dolar US diminta penduduk Indonesia. Keadaan seperti ini berarti bahwa Indonesia mengalami surplus dalam neraca pembayaran.
karena Amerika menawrkan lebih banyak dolar US. Maka dapat ditarik kesimpulan, oleh karena kurs pertukaran yang ditetapkan oleh pemerintah selalu berbeda dengan kurs yang ditetapkan oleh pasar bebas, maka dalam sistem kurs pertukaran tetap neraca pembayaran akan cenderung dalam keadaan tidak seimbang.                     Hal-47
2.9. Kegiatan Ekonomi Terbuka
2.9.1. Kebijakan Pemerintah dalam Ekonomi Terbuka
Dalam perekonomian terbuka, masalah yang dihadapi suatu negara menjadi lebih rumit, dan kebijakan yang perlu dirumuskan dan dilaksanakan pemerintah perlu difikirkan dengan lebih baik.Dalam perekonomian tertutup, biasanya hanya ada dua masalah yang perlu difikirkan pemerintah dalam merumuskan kebijakan ekonomi, yaitu masalah pengangguran dan masalah inflasi.Namun dalam perekonomian terbuka, perlu pula diperhatikan efek dari kebijakan pemerintah yang di rumuskan terhadap neraca pembayaran dan kestabilan kurs pertukaran. Pada dasarnya masalah yang dihadapi oleh sesuatu perekonomia terbuka, adalah:
         Perekonomian menghadapi masalah pengangguran, tetapi terdapat surplus dalam neraca pembayaran
         Perekonomian menghadapi masalah inflasi tetapi terdapat surplus dalam neraca pembayaran
         Perekonomian menghadapi masalah pengangguran dan disamping itu menghadapi masalah defisit dalam neraca pembayaran
         Perekonomian menghadapi masalah inflasi dan di samping itu menghadapi masalah defisit dalam neraca pembayaran
Beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah defisit dalam neraca pembayaran, adalah :
         Mengatasi masalah pengangguran dan defisit dalam neraca pembayaran.Kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah seperti ini biasanya berbentuk kebijakan memindahkan perbelanjaan.
         Mengatasi masalah inflasi dan defisit dalam neraca pembayaran. Kebijakan pemerintah yang dijalankan akan meliputi langkah-langkah yang digolongkan kepada kebijakan mengurangkan perbelanjaan.

    Hal-48
2.9.2. Kebijakan Memindahkan Perbelanjaan
Kebijakan memindahkan perbelanjaan adalah langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi masalah defisit dalam neraca pembayaran yang akan mengakibatkan pertambahan ekspor dan pengurangan impor. Kebijakan ini dijalankan, apabila defisit neraca pembayaran wujud ketika perekonomian juga menghadapi masalah pengangguran. Langkah-langkah yang akan mengurangi impor dan mendorong konsumsi barang dalam negeri adalah sebagai berikut :
         Melakukan pembatasan impor.Ini dapat dilakukan dengan menaikkan pajak impor (tarif).Disamping itu dapat pula dijalankan dengan menggunakan kuota dan melakukan kampanye untuk membeli barang dalam negeri.
         Menekankan (mengurangi penggunaan valuta asing).Pemerintah (melalui bank sentral) mencatu penggunaan mata uang asing.Masyarakat dan para pengusaha haruslah menerangkan tujuan mereka membeli valuta asing.Pemerintah lebih baik mengutamakan pengguna valuta asing untuk mengimpor barang keperluan pokok dan bahan mentah sektor industri dan tidak mendorong usaha mengimpor barang-barang mewah.
         Menurunkan nilai mata uang (devaluasi). Langkah ini menyebabkan barang impor menjadi lebih mahal dan akan mengurangi impor. Sebaliknya barang ekspor menjadi murah di pasaran luar negeri dan akan menambah ekspor.
Langkah-langkah yang akan menambah ekspor sehingga menambah penerimaan valuta asing adalah:
         Memberikan insentif fiscal dan moneter untuk menambahkan kegiatan dalam produksi barang ekspor. Insentif-insentif ini antara lain adalah membina kawasan perusahaan dan kawasan bebas pajak (free trade zone), memberikan kemudahan pinjaman atau member subsidi ekspor                                                                                                 Hal-49
         Mewujudkan  kestabilan upah dan harga. Pertambahan ekspor sangat tergantung kepada kemampuan ekspor negara untuk bersaing di luar negeri.Salah satu faktor yang menentukan kapasitas bersaing adalah biaya produksi yang rendah.Untuk memastikan agar biaya produksi tetap rendah, upah dan harga-harga barang dalam negeri perlu distabilkan.
         Menurunkan nilai valuta bukan saja akan dapat mengurangkan impor tetapi juga akan menambahkan ekspor.
2.9.3. Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan
Kebijakan pengurangan perbelanjaan adalah langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi masalah kekurangan dalam neraca pembayaran dengan mengurangi perbelanjaan agrerat dan tingkat kegiatan ekonomi negara. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah dalam neraca pembayaran dengan cara mengurangkan perbelanjaan akan dilakukan apabila:
         Perekonomian telah mencapai kesempatan kerja penuh dan disamping itu juga inflasi telah terwujud
         Dalam perekonomian terdapat defisit yang berkepanjangan dalam neraca pembayaran
Kebijakan mengurangi perbelanjaan dapat dilaksanakan dengan mengambil langkah-langkah berikut:
         Menaikan pajak pendapatan. Pajak ini akan mengurangi pendapatan disposable dan pengurangan ini akan mengurangi konsumsi rumah tangga.
         Menaikan suku bunga dan menurunkan penawaran uang.Tujuan ini dapat dicapai dengan menjalankan kebijakan moneter, misalnya dengan menaikan tingkat cadangan minimum dan menaikan suku bank (diskonto). Pengurangan penawaran uang dan suku bunga yang tinggi akan mempengaruhi investasi. Keadaan ini selanjutnya akan mengurangi pengeluaran agrerat.                                                Hal-50
Mengurangi pengeluaran pemerintah. Oleh karena pengeluaran pemerintah adalah sebagai bagian dari pengeluaran agrerat, maka pengurangan pengeluaran pemerintah akan mengurani pengeluaran agrerat.
2.9.4. Devaluasi (Penurunan Nilai Valuta)
Devaluasi biasanya dilakukan oleh negara-negara yang menjalankan system kurs pertukaran tetap.Devaluasi adalah tindakan pemerintah yang menurunkan nilai mata uangnya terhadap valuta asing. Efek-efek yang mungkin ditimbulkan oleh devaluasi adalah:
         Ekspor akan bertambah, karena di pasaran luar negeri ekspor negara menjadi lebih murah
         Impor berkurang, krena barang luar negeri menjadi lebih mahal
         Kenaikan ekspor dan pengurangan impor akan memperbaiki neraca pembayaran
         Pendapatan nasional akan bertambah karena ekspor naik, pengurangan impor menaikkan permintaan produksi domestik, dan kenaikan yang diakibatkan oleh faktor-faktor tersebut akan mendorong investasi.
         Inflasi dapat juga berlaku apabila devaluasi dilakukan ketika perekonomian mengalami kemakmuran yang tinggi. Ini disebabkan karena kenaikkan ekspor dan perkembangan kegiatan ekonomi yang lain yang diakibatkan oleh devaluasi akan menaikkan upah buruh dan harga-harga
         Di luar negeri mungkin negara-negara lain melakukan langkah balasan dengan menggunakan halangan perdagangan impor atau dengan melakukan devaluasi.
Syarat-syarat yang dibutuhkan untuk  mensukseskan devaluasi adalah:
         Ekspor negara itu elastis.Hanya dalam keadaan ini hasil penjualan ekspor bertambah. Apabila permintaan luar negeri ke atas barang ekspor negara yang mendevaluasikan valutanya tidak elastis, devaluasi akan mengurangi hasil penjualan ekspor                                    Hal-51
         Permintaan impor negara itu adalah elastis.Apabila permintaan impor elastis, devaluasi mengurangi jumlah impor dengan tingkat yang lebih tinggi dari penurunan nilai mata uang. Maka pengeluaran ke atas barang impor akan menjadi lebih kecil dari sebelum devaluasi
         Di dalam negeri tidak berlaku inflasi. Apabila devaluasi mengakibatkan inflasi di dalam negeri, barang ekspor dan barang buatan sendiri akan mengalami kenaikan harga. Apabila tingkat kenaikan harga lebih besar dari tingkat devaluasi, pada akhirnya harga ekspor menjadi lebih mahal dan barang impor menjadi lebih murah sebelum devaluasi. Pada akhirnya negara itu tidak memperoleh sembarang keuntungan devaluasi
Negara lain tidak melakukan reaksi balasan dan melakukan devaluasi pula. Apabila negara-negara lain melakukan tindakan yang sama, devaluasi tidak akan memberikan sembarang efek kepada neraca pembayaran dan perekonomian negara. Langkah seperti itu akan dijalankan apabila negara lain tersebut merupakan partner dagang yang sangat penting.












     Hal-52
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Study Kasus
·         Inflasi masih berada dalam trend menurun sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia
·         Membaiknya Neraca Perdagangan
·         Harga Pasar


Inflasi Desember 2013 masih berada dalam tren menurun sejalan dengan prakiraan Bank Indonesia. Inflasi pada bulan ini tercatat 0,55% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan pola historisnya dalam lima tahun terakhir. Perkembangan ini terutama dipengaruhi  oleh masih berlanjutnya koreksi harga bahan pangan, sebagaimana tercermin pada inflasi volatile food yang hanya mencapai 0,79% (mtm). Angka ini lebih rendah dibandingkan historisnya untuk bulan Desember yang di atas 1% (mtm). Proses koreksi harga tersebut bahkan mampu meredam tekanan inflasi dari kelompok administered price yang pada bulan ini meningkat akibat kenaikan harga pada kelompok bahan bakar rumah tangga, menyusul kebijakan pengalihan biaya transportasi LPG kepada konsumen. Realisasi inflasi Desember 2013 sebesar 8,38% (yoy) sesuai dengan prakiraan Bank Indonesia pada RDG tanggal 12 Desember 2013, bahwa inflasi keseluruhan tahun 2013 dapat lebih rendah dari 8,5%. Bank Indonesia beberapa kali merevisi lebih rendah prakiraan inflasi 2013 sejalan dengan perkembangan inflasi dan proses konsolidasi ekonomi serta langkah-langkah penguatan koordinasi kebijakan Bank Indonesia dan
                                                                                                     Hal-53
Pemerintah dalam pengendalian inflasi. Dengan masih berlanjutnya tren penurunan inflasi ini, Bank Indonesia memperkirakan inflasi dapat terus menurun menuju kisaran target 4,5±1% pada tahun 2014.

Sementara itu, membaiknya neraca perdagangan Indonesia pada November 2013 mendukung proses penurunan defisit transaksi berjalan ke depan. Pada November 2013, neraca perdagangan surplus sebesar 0,78 miliar dolar AS, lebih tinggi dari surplus pada Oktober 2013 sebesar 0,03 miliar dolar AS. Perbaikan neraca perdagangan utamanya disebabkan oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas menjadi sebesar 1,97 miliar dolar AS, dari 0,78 miliar dolar AS pada bulan Oktober 2013. Perbaikan neraca perdagangan nonmigas didukung oleh menurunnya impor nonmigas sebesar -8,12% (mtm) dan peningkatan ekspor nonmigas  sebesar 1,5% (mtm) yang bersumber dari peningkatan ekspor batubara dan CPO. Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas masih belum menunjukkan perbaikan, dengan defisit yang melebar dari USD 0,75 miliar menjadi 1,19 miliar dolar AS. Pelebaran defisit neraca perdagangan migas terutama disebabkan oleh meningkatnya impor migas sebesar 13,5% (mtm) menjadi 3,94 miliar dolar AS,  sementara ekspor migas hanya tumbuh 1,1% (mtm) menjadi 2,75 miliar dolar AS. Sejalan dengan perbaikan neraca perdagangan ini, berbagai respons kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mendorong perbaikan defisit transaksi berjalan diperkirakan dapat terus mendukung menurunnya defisit transaksi berjalan ke depan.




    Hal-54



           

Ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (3/9). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hingga Juli 2013 defisit neraca perdagangan mencapai US$ 2,31 miliar dan secara kumulatif dari Januari hingga Juli neraca perdagangan defisit US$ 5,65 miliar yang menjadi defisit perdagangan terbesar sepanjang sejarah RI.


Ekonomi Indonesia masih dirundung defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan, defisit neraca pembayaran, dan defisit keseimbangan primer. Terus membesarnya defisit ini terjadi karena struktur ekonomi nasional memang rapuh.

Paling mencolok adalah Indonesia tidak memiliki basis industri yang kuat. Meski sudah memiliki masterplan pembangunan industri nasional sejak 2005, faktanya Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan substitusi impor. Pertumbuhan impor barang modal masih tinggi di antara impor yang lainnya, termasuk impor bahan baku dan barang
                                                                                                     Hal-55
konsumsi. Kekuatan permintaan yang besar tanpa diimbangi oleh pasokan, telah mengakibatkan impor mengalir jauh lebih deras dari ekspor.

Keterpurukan kondisi ini diperparah lagi oleh serbuan barang-barang impor sejenis dari negara-negara yang menjalin perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) dan kemitraan ekonomi (economic partnership agreement/EPA) dengan Indonesia. Inilah yang kemudian membuat rupiah terjengkang dan tingkat suku bunga pun terus dikerek naik.

Tahun ini saja rupiah telah terdepresiasi hampir 19%, berada di level Rp 12.000-an per dolar AS. Defisit pada akhirnya juga sangat memengaruhi sistem pembayaran di Indonesia, karena hal ini terkait langsung dengan lalu lintas barang dan jasa dalam perdagangan internasional. Dalam kondisi defisit yang demikian lebar, sekarang ini, sistem pembayaran yang dilakukan para pihak terkait haruslah tetap dijamin aman dan efisien, tetap dijaga kesetaraan akses, dan konsumen juga tetap terlindungi. Dalam hal efisiensi, titik beratnya adalah bahwa hal itu harus mampu dirasakan, baik secara industri ataupun perbankan, yang tentunya berpengaruh terhadap masyarakat secara keseluruhan.

Inflasi, justru sering terjadi karena ketidakefisienan sistem pembayaran dalam mengakomodasi ketidakseimbangan tersebut. Inflasi jenis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan kebijakan moneter semata. Begitu pula dengan target defisit transaksi berjalan yang ingin dilakukan oleh Bank Indonesia — di bawah 3% — tidak akan berhasil
                                                                                                      Hal-56
jika sistem pembayaran tidak mampu mendukung daya saing ekspor Indonesia. Kecepatan perputaran uang yang tinggi justru dapat mengurangi inflasi, jika ekspor dapat ditingkatkan.
Ketika nilai ekspor tidak sama dengan impor dan nilai capital inflow tidak sama dengan capital outflow, maka neraca pembayaran dalam kondisi ketidaksetimbangan. Neraca pembayaran dapat mengalami surplus atau BOP lebih besar daripada nol. Atau sebaliknya, neraca pembayaran dapat mengalami defisit atau BOP lebih kecil daripada nol.
Pengaruh neraca pembayaran terhadap kurs dapat dijelaskan dengan persamaan berikut:
Kondisi BOP akan  surplus, jika rasio ($m + $co)/($x + $ci) kurang daripada satu. Dengan demikian rasio USD/IDR(2)/USD/IDR(1) memiliki nilai kurang daripada satu. Artinya kurs USD/IDR melemah. Jika kurs USD/IDR melemah artinya Dollar Amerika mengalami depresiasi dan Rupiah Indonesia mengalami apresiasi.




   Hal-57
BAB III
PENUTUP

1.1  Kesimpulan INFLASI
Dari data hasil kajian pustaka dan analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
  1. Bahwapenduduk yang relatif  banyak serta pendidikan dan keterampilan yang rendah akan berpengaruh lapangan kerja yang tidak memadai. Hal ini disebabkan karena teknologi yang semakin modern, lingkungan yang kurang memadai serta penghematan yang dilakukan oleh perusahaan atau pemerintah akan mempengaruhi terhadap tenaga kerja bagi masyarakat. Oleh sebab itu, bila inflasi semakin meningkat dapat berakibat terjadinya ketimpangan neraca pembayaran dan akan berdampak pula pada masyarakat yang ingin mencari lapangan pekerjaan. Hal ini akan memicu timbulnya kemiskinan, makin beragamnya tindak pidana kriminal, dan terganggunya kondisi psikis seseorang.
  2. Cara mengatasi inflasi diantaranya:
    1. meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar
( kebijakan moneter ).
  1. Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah ( kebijakan fiskal ).
  2. Menekan tingkat upah ( kebijakan non moneter ).
  3. Cara mengatasi pengangguran diantaranya:
                                                                                                Hal-58
b. Menciptakan pengusaha-pengusaha baru.
c. Memperdalam ilmu pengetahuan selain bidang yang digeluti.
d. Mengadakan pendidikan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu.
Cara mengatasi ketimpangan neraca pembayaran:
  1. Menstabilkan pendapatan perkapita
  2. Tepat menentukan perubahan-perubahan dalam hasil produksi atau output yang dihasilkan.

Kesimpulan Neraca Pembayaran Perdagangan
    Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu. Atau Neraca pembyaran adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh aktivitas ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Transaksi ekonomi tersebut diklasifikasikan ke dalam transaksi berjalan, transaksi modal, dan lalu lintas moneter.Transaksi berjalan terdiri atas ekspor ataupun impor barang dan jasa, sedangkan transaksi modal terdiri atas arus modal sektor pemerintah ataupun swasta, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu lintas moneter adalah perubahan dalam cadangan devisa. Dengan demikian, neraca pembayaran memberikan gambaran arus penerimaan dan pengeluaran devisa serta perubahan neto cadangan devisa.                                                                                                                         Hal-59
b.    Valuta Asing merupakan uang Asing yang dimiliki oleh suatu Negara untuk perdagangan internasional (ekspor dan impor), dalam penentuan valas ada dua jenis yaitu: di tentukan oleh pemerintah (kurs tetap) dan di tentukan oleh pasar (Kurs mengambang), dalam kurs tetap pemerintah menetapkan hara lebih tinggi (overvalued) atau terlalu rendah (undervalued) sehingga dalam neraca pembayaran cenderung dalam keadaan tidak seimbang. Faktor yang mempengaruhi perubahan nilai kurs di pasar bebas ada 5 macam :
1.    Perubahan dalam cita rasa masyarakat
2.    Perubahan harga dari barang-barang ekspor
3.    Inflasi
4.    Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi
5.    Perkembangan ekonomi
c.    Kebijakan Pemerintah mempunyai pengaruh terhadap keseimbangan ekonomi Negara, tentunya masalah-masalah ekonomi mengenai pengangguran dan inflasi oleh karena itu pemerintah perlu bertindak lebih baik dalam hal ini langkang-langkah mengatasi masalah kekurangan dalam neraca pembayaran dengan mengurangi perbelanjaan agrerat dan tingkat kegiatan ekonomi Negara, Langkah-langkah mengurangi impor dan mendorong konsumsi barang dalam negeri, kemudian langkah-langkah menurunkan nilai mata uangnya terhadap valuta asing.







       Hal-60
1.2. Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas segala saran – saran dan kritikan bagi para pembaca yang kami hormati guna untuk membangun pada masa yang akan datang untuk menjadi  lebih baik dalam membenarkan alur-alur yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang saya laksanakan. Kami menyarankan agar masyarakat,mencari ilmu sedini mungkin sebagai bekal menghadapi dunia kerja dimasa mendatang.Kami menyarankan agar adanya program pemerintah bagi anak yang kurang mampu sebagai bekal masa depannya.Kami merasa apa yang telah disusun dalam karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu diharapkan ada yang meneliti lebih jauh lagi mengenai masalah pengangguran.
Unemployment (pengangguran) adalah orang yang  belum mendapatkan pekerjaan atau orang yang masih mencari pekerjaan
Pensiun lebih awal
Fenomena ini merupakan kenyataan yang terus berkembang di kalangan pegawai pemerintah. Di beberapa negara, usia pensiun dipermuda sebagai alat menciptakan peluang bagi yang muda untuk menduduki jabatan di atasnya.
  1. Tenaga kerja yang lemah (impaired)
Yaitu mereka yang mungkin bekerja full time, tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.


                                                                                          Hal-61
DAFTAR PUSTAKA

.Sutarno, dkk. 2009. Theory and Application of Economics 2. Solo: Tiga Serangkai.

 Sukirno, sadono, 2005, Makro Eonomi : Teori Pengantar, Edisi ke-3, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Nopirin, 1998, Pengantar Ilmu Ekonomi, Edisi ke -4, BPFE yogyakarta



 http://ardiyansarutobi.blogspot.com/2010/11/kurs-nilai-tukar-mata-uang.html                                                                                 Hal-62



Tidak ada komentar:

Posting Komentar